Antara bulan Maret sampai Agustus 1962, Komando Mandala melakukan operasi pendaratan melalui laut dan penerjunan dari udara di Irian Barat.
Operasi infiltrasi tersebut berhasil mendaratkan pasukan ABRI dan sukarelawan di berbagai tempat di Irian Barat.
Misalnya Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaimana, Operasi Serigala di sekitar Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga dengan sasaran Merauke, serta Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke.
Awalnya, Belanda mencemooh persiapan Komando Mandala tersebut. Mereka mengira, bahwa pasukan Indonesia tidak mungkin masuk ke wilayah Irian.
Tetapi ternyata, operasi infiltrasi dari pihak Indonesia berhasil, dan akhirnya Belanda bersedia untuk duduk di meja perundingan, guna menyelesaikan sengketa Irian Barat.
Pada 15 Agustus 1962, ditandatangani perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda di New York, dikenal dengan Perjanjian New York.
Adapun isi dari Perjanjian New York adalah:
Baca juga: Konfrontasi Indonesia dan Belanda dalam Sengketa Irian Barat
Berdasarkan hasil Pepera 1969, Dewan Musyawarah Pepera secara aklamasi memutuskan bahwa Irian Barat tetap ingin bergabung dengan Indonesia.
Hasil musyawarah pepera tersebut dilaporkan dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-24 oleh diplomat PBB, Ortiz Sanz yang bertugas di Irian Barat.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.