Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konfrontasi Indonesia dan Belanda dalam Sengketa Irian Barat

Kompas.com - 02/11/2020, 15:54 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konfrontasi antara Indonesia dan Belanda semakin meruncing karena upaya diplomasi bilateral dan multilateral mengalami kegagalan.

Kegagalan diplomasi antara Indonesia dan Belanda disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Keinginan Belanda untuk berkuasa atas wilayah Irian Barat
  • Ketidakseriusan Belanda dalam untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia dalam diplomasi bilateral
  • Upaya diplomasi melalui PBB berjalan lamban dan cenderung tidak mendapat tanggapan yang positif

Trikora

Kegagalan diplomasi dalam penyelesaian sengketa Irian Barat membuat Indonesia menempuh cara militeristik untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.

Baca juga: Diplomasi Bilateral dan Multilateral dalam Sengketa Irian Barat

 

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Soekarno membentuk Komando Operasi Tinggi (KOTI) bagi pembebasan Irian Barat serta mengumumkan Trikora (Tri Komando Rakyat) pada Desember 1961 di Yogyakarta. Isi dari Trikora adalah :

  • Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda
  • Kibarkan Merah Putih di Irian Barat
  • Bersiap untuk mobilisasi umum demi mempertahankan kedaulatan dan kesatuan NKRI

Langkah pertama dalam pelaksanaan Trikora adalah pembentukan komando operasi yang bernama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.

Soekarno sebagai panglima tertinggi dalam KOTI menunjuk Soeharto sebagai panglima Komando Mandala. Dalam buku SejarahOperasi-Operasi Pembebasan Irian Barat (1979) karya M.Cholil, Komando Mandala memiliki dua tugas utama yaitu :

  • Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi militer yang bertujuan untuk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.
  • Mengendalikan situasi militer di Irian Barat.

Baca juga: Trikora: Pembebasan Irian Barat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com