Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Insiden Hotel Yamato

Kompas.com - 25/10/2022, 17:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (merah- putih-biru) menjadi bendera Indonesia (merah-putih). 

Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya.

Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato. 

Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel itu dan berusaha menurunkan bendera tersebut. 

Akhirnya, bendera Belanda berhasil diturunkan dan bagian bendera yang berwarna biru dirobek. Kemudian bendera dikibarkan kembali sebagai bendera Indonesia (merah-putih). 

Pengibaran bendera Merah Putih diiringi dengan pekikan Merdeka berulang kali.

Baca juga: Pertempuran Surabaya, Pertempuran Indonesia Pertama setelah Proklamasi

Sesudah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama Indonesia melawan tentara AFNEI. 

Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi agresi umum yang memakan banyak korban, baik warga sipil dan militer di pihak Indonesia dan Inggris. 

Hingga akhirnya, Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi dan menyelenggarakan gencatan senjata.

Gencatan senjata tersebut gagal dan ditambah dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, yang kemudian berdampak pada dikeluarkannya ultimatum 10 November oleh pihak Inggris. 

Pertempuran Surabaya 10 November 1945 

Kondisi salah satu sudut di Kota Surabaya ketika pertempuran 10 November 1945.Panoramio.com Kondisi salah satu sudut di Kota Surabaya ketika pertempuran 10 November 1945.

Dengan meninggalnya Mallaby, pasukan sekutu menyerang Kota Surabaya dan pejuang Undinesua tidak gentar. Hal tersebut menjadi puncak pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. 

Pejuang Indonesia tidak hanya senjata tajam, tetapi juga bambu runcing. Dari peristiwa tersebut, banyak pejuang Indonesia yang gugur mencapai 20.000 orang. Sementara pihak sekutu 1.500 orang. 

Baca juga: Mendaratnya Pasukan AFNEI Inggris di Surabaya

Pertempuran tersebut berlangsung selama tiga minggu, dan berakhir pada 28 November 1945. Korban meninggal mencapai ribuan dan banyak penduduk yang megungsi. 

Untuk mengingat perjuangan para pahlawan, Presiden Sukarno, melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com