Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Terbentuknya Hujan

Kompas.com - 27/09/2022, 11:30 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Pada tahapan itu, partikel es memiliki jari-jari sekitar 5 hingga 20 milimeter. Dalam ukuran tersebut air akan jatuh dengan kecepatan 0,01 hingga 5 sentimeter per detik.

Sementara, kecepatan aliran udara yang lebih tinggi akan membuat partikel itu tidak jatuh ke bumi.

Perubahan uap air menjadi es tersebut dipengaruhi oleh perbedaan suhu pada perbedaan ketinggian awan di udara.

Jika makin tinggi awan yang terbentuk, suhu akan makin dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan naik ke atas lantaran terkena panas dari matahari.

Setelah uap air naik cukup tinggi, terjadilah pengembunan yang berubah menjadi tetesan air.

Contoh peristiwa kondensasi terjadi ketika ada segelas air dingin di atas meja, kemudian uap air yang berada di gelas tersebut akan mengembun, lalu menjadi tetesan air.

Baca juga: Alasan Dibalik Bentuk Tetesan Air Hujan yang Bulat

Hal yang sama juga terjadi ketika uap air naik ke langit lalu menjadi cairan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua air yang mengembun akan membentuk awan.

Hal tersebut karena sebagian mengembun di dekat tanah, sebagian naik menjadi kabut, dan sebagian lagi akan naik ke langit membentuk awan.

Presipitasi

Proses terbentuknya hujan yang ketiga adalah presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya butiran es di awan, kemudian turun menjadi titik-titik hujan ke bumi.

Awan yang telah terbentuk pada proses sebelumnya barangkali tertiup angin dan terbawa sehingga menjadi turun hujan di tempat lain dari proses sebelumnya.

Awan yang sudah terlalu padat dengan uap air dan tidak bisa lagi menahan beban air akan jatuh ke daratan, kemudian menjadi titik-titik hujan.

Baca juga: Proses Terjadinya Hujan

Ukuran titik-titik hujan bervariasi mulai dari 0,5 milimeter atau lebih besar. Sementara, hujan gerimis berukuran kurang dari 0,5 milimeter.

Ukuran tersebut biasanya bervariasi tergantung lokasi awan yang menurunkan hujan. Gerimis diturunkan oleh awan dangkal, sementara hujan deras diturunkan oleh awan dengan tinggi menengah atau sangat tinggi.

Posisi hujan yang sangat tinggi, sedangkan udara di tempat awan berada sangat dingin, kemudian biasanya hujan akan jatuh sebagai salju ataupun es.

Makin menurun mendekati daratan, es itu akan mencair menjadi air hujan. Makin mendekati daratan, suhu akan makin menghangat, kemudian mencairkan titik-titik es.

Baca juga: Hujan Lokal: Faktor dan Jensinya

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com