KOMPAS.com – Hujan merupakan fenomena alam yang kerap terjadi. Namun, pernahkah kamu memperhatikan bentuk tetesan hujan? Jika diperhatikan, tetesan air hujan berbentuk bulat seperti bola. Tahukah kamu mengapa tetes-tetes hujan berbentuk bola?
Tetes-tetes hujan berbentuk bola karena adanya tegangan permukaan air. Jika selama ini kita membayangkan tetes air hujan mirip seperti tetes air mata, maka kita telah salah. Tetesan air hujan tidak berbentuk seperti setetes air mata karena adanya tekanan permukaan.
Tetesan hujan terbentuk di awan dan memiliki bentuk tiga dimensi yang paling stabil di alam yaitu bola. Bentuk bola dari tetes-tetes hujan terjadi karena adanya tegangan permukaan air.
Tetes air hujan terbentuk dari ikatan hidrogen yang lemah antar molekul-molekul pembentuk air. Dilansir dari NASA Global Precipitation Measurement , tegangan permukaan bagi tetes air bagaikan kulit yang membuat molekul air saling menempel dan membentuk bola.
Baca juga: Kenapa Babi Jalannya Menunduk?
Tetesan hujan maupun yang besar atau yang kecil, awalnya berbentuk seperti bola. Namun, saat tetesan hujan mulai jatuh dari awan ke bumi, tetes-tetes tersebut kehilangan bentuk bolanya. Dilansir dari U.S. Geological Survey , tetesen hujan kecil dengan jari-jari kurang dari satu millimeter akan tetap berbentuk bola.
Tekanan dari aliran udara tersebut akan membesar seiring dengan jatuhnya air hujan. Tekanan aliran udara yang lebih besar daripada tekanan permukaan tetes-tetes hujan akan menyebabkan tetesan hujan yang besar terpecah, menjadi tetes-tetes hujan yang lebih kecil.
Baca juga: Mengapa Harus ada Proses Pembusukan?
Tetes-tetes hujan yang lebih kecil kemudian akan kembali membentuk bola. Hal ini dikarenakan luas permukaan yang kecil meminimalkan tekanan aliran udara. Sehingga, tekanan permukaan tetes air lebih besar daripada tekanan udara tetes hujan.
Hal tersebut membuat tetes-tetes hujan yang kecil tetap berbentuk bola sampai akhirnya jatuh ke tanah atau bertabrakan dengan tetesan hujan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.