Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Tanah adalah bagian kerak Bumi yang kaya akan mineral dan berbagai jenis bahan organik.
Dalam bahasa Yunani, tanah disebut pedon. Ilmu yang mempelajari aspek geologi tanah dinamakan pedologi.
Tanah berperan penting bagi seluruh kehidupan di Bumi. Karena tanah merupakan penyedia unsur hara dan air bagi tanaman, sekaligus menjadi penopang akarnya.
Selain tumbuhan, tanah juga menjadi tempat tinggal bagi mikroorganisme. Bagi manusia dan hewan, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Tanah yang dijumpai di suatu tempat bisa saja berbeda dengan tanah lainnya. Ada berbagai jenis tanah dengan karakteristik dan fungsi yang berbeda, yaitu:
Baca juga: Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Tanah
Berikut pemaparannya:
Merupakan jenis tanah vulkanik yang berasal dari pelapukan bahan padat dan cair dari gunung berapi.
Ciri-ciri tanah regosol, antara lain:
Tanah ini cocok sekali ditanami tumbuhan karena memiliki pH netral. Tanah regosol dapat ditemukan di daerah pegunungan, seperti Bengkulu, Jawa, dan Bali.
Mirip dengan regosol, tanah andosol juga merupakan salah satu jenis tanah vulkanik. Ciri-cirinya, yakni:
Baca juga: Tanah Andosol: Pengertian dan Ciri-cirinya
Tanah ini memiliki permeabilitas sedang, sehingga dapat menyerap banyak air. Tak heran, jika tanah andosol memiliki tingkat kelembapan tinggi.
Persebaran tanah andosol ada di wilayah vulkanik yang jauh dari lerengnya. Misalnya Pegunungan Ijen, Gunung Salak, dan Gunung Rinjani.
Merupakan jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan organik. Tanah organosol memiliki warna yang beragam, mulai dari cokelat hingga hitam.
Warna hitam pada tanah ini terbentuk dari sisa tanaman yang mengalami proses pelapukan. Ciri-ciri tanah argosol adalah:
Jenis tanah ini tidak cocok ditanami berbagai tanaman. Persebaran tanah organosol ada di wilayah bercurah hujan tinggi dan rawa, misalnya Kalimantan Selatan, Riau, dan Sumatera Selatan.
Baca juga: Tanah Aluvial: Pengertian dan Ciri-cirinya
Merupakan jenis tanah yang terbentuk dari batuan sedimen. Ciri-ciri tanah aluvial, yakni:
Persebaran tanah aluvial ada di wilayah hilir sungai, misalnya sepanjang aliran sungai Bengawan Solo dan Sungai Mahakam.
Merupakan salah satu jenis tanah kuarsa, yakni jenis tanah yang berasal dari sedimen kuarsa. Ciri-ciri tanah podsol, antara lain:
Tanah podsol bisa dijumpai di wilayah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 milimeter/tahun, contohnya Kalimantan Tengah, Jambi, Papua, dan Sumatera Utara.
Baca juga: Tanah Mergel: Pengertian dan Ciri-cirinya
Jenis tanah ini juga termasuk tanah kuarsa. Ciri-ciri tanah podsolik ialah:
Persebaran jenis tanah ini ada di wilayah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 milimeter/tahun. Contohnya di kawasan pegunungan di Jawa Barat dan Sumatera.
Adalah jenis tanah yang berasal dari pelapukan batuan karst dan vulkanik. Ciri-cirinya, antara lain:
Tanah grumosol banyak dijumpai di wilayah bercurah hujan rendah, serta memiliki batuan vulkanik dan karst. Misalnya Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: 6 Fungsi Tanah dalam Ekosistem, Apa Sajakah Itu?
Jenis tanah ini juga berasal dari pelapukan batuan karst dan vulkanik. Ciri-cirinya adalah:
Tanah mediteran merah kuning terdapat di daerah vulkanik atau karst yang mempunyai ketinggian kurang dari 400 meter.
Merupakan jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan yang intensitasnya rendah. Ciri-ciri tanah litosol adalah:
Tanah litosol banyak ditemui di Jawa Timur, Maluku Selatan, dan Papua.
Baca juga: Mengenal Tekstur serta Komponen Penyusun Tanah
Merupakan jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan dengan intensitas tinggi. Ciri-cirinya, yakni:
Jenis tanah ini banyak terdapat di wilayah vulkanik bercurah hujan lebih dari 2500 milimeter. Contohnya Papua, Kalimantan Timur, dan Maluku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.