Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denotasi dan Konotasi: Perbedaan, Ciri-ciri, dan Contoh Kalimatnya 

Kompas.com - 09/09/2022, 18:44 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Yopi Nadi, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam berinteraksi di kehidupan sehari-hari. Dalam berkomunikasi, terkadang seseorang menggunakan kalimat yang memiliki makna kias atau makna tidak sebenarnya.

Kata yang memiliki makna kias disebut dengan konotasi, sedangkan kata yang memiliki arti yang sebenarnya dan apa adanya seperti yang sehari-hari kita gunakan disebut dengan kata denotasi.

Baca juga: 5 Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia

Perbedaan denotasi dan konotasi 

Beritkut tabel perbedaan denotasi dan konotasi, yaitu: 

Denotasi  Konotasi
Denitasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat obyektif. Dengan kata lain, denotasi merupakan kata yang memiliki arti yang sebenarnya dan apa adanya.  Konotasi adalah kata yang memiliki makna lain di baliknya atau sesuatu makna yang beraitan dengan sebuah kata. Dengan kata lain, konotasi disebut kata yang memiliki makna kias. 
Makna denotasi biasanya sesuai dengan yang terdapat dalam kamus atau literatur lain. Tidak ada unsur makna lain atau literatur lain. Tidak ada unsur makna lain atau makna tersembunyi yang terkandung di dalam denotasi. 

Makna konotasi adalah makna kias atau bukan kata sebenarnya dan berkaitan dengan nilai rasa. 

Makna konotasi dipengaruhi oleh nilai dan norma yang dipegang oleh masyarakat tertentu, yang juga membuat adanya perbedaan fungsi sosial kata dengan makna yang hampir sama. 

Baca juga: Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

Memilih konotasi cenderung lebih berat daripada denotasi. Jika sebuah kata mengandung konotasi yang salah, misalnya ‘kurus-kering’ untuk menggantikan kata ‘ramping’ dalam sebuah konteks yang saling melengkapi, kesalahan semacam itu mudah diketahui dan diperbaiki.

Sangat sulit adalah perbedaan makna antara kata-kata yang bersinonim, tetapi mungkin mempunyai perbedaan arti yang besar dalam konteks tertentu.

Ciri-ciri kata denotasi dan konotasi 

Untuk mempermudah membedakan denitasi dan konotasi, maka kita perlu mengetahui ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri kata denotasi dan konotasi:

Ciri-ciri denotasi

Ciri-ciri kata atau kalimat yang bermakna denotasi adalah:

  • Makna kata sesuai apa adanya
  • Makna kata sesuai hasil observasi
  • Makna menunjukkan langsung pada makna acuan dasarnya

Ciri-ciri konotasi

Ciri-ciri kata atau kalimat yang bermakna konotasi adalah: 

  • Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau negatif. Jika tidak bernilai rasa dapat juga disebut berkonotasi netral.
  • Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma yang ada pada masyarakat tersebut.
  • Makna konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu

Baca juga: Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah: Pengertian dan Cirinya

Contoh kalimat denotasi

Beberapa contoh kalimat denotasi, sebagai berikut: 

  • Cuaca siang ini terasa sangat panas. (panas: suhu air yang tinggi)
  • Kaca itu jatuh dan hancur berkeping-keping. (hancur: rusak menjadi pecahan-pecahan kecil)
  • Beni memetik buah rambutan yang masih hijau. (hijau: muda)
  • Sungai yang berada di belakang rumah Yosi meluap akibat hujan tadi malam. (meluap: melimpah dengan banyak )
  • Saat kecil, Weni memiliki kebiasaan menggigit jari (menggigit jari: memasukkan jari ke mulut dan di gigit)
  • Paman Abdul memiliki seekor sapi perah. (sapi perah: sapi yang diambil air susunya)
  • Security itu bekerja hingga dini hari (dini: pagi sekali)
  • Tangan Reno terbakar ketika bermain api. (bermain api: melakukan permainan dengan api)
  • Adik duduk di kursi empuk yang terbuat dari busa. (kursi empuk: kursi yang nyaman diduduki)
  • Setelah bermain, Diana menggulung tikar dan menyimpannya di balik pintu. (tikar: anyaman yang biasanya digunakan untuk tempat duduk)

Baca juga: Mengenal Hubungan Sebab Akibat dalam Bahasa Indonesia

Contoh kalimat konotasi

Contoh kalimat konotasi, yaitu: 

  • Kemenangan tim garuda menjadi buah bibir di berbagai media. (Buah bibir bermakna bahan pembicaraan)
  • Maudy adalah anak yang baik, namun sedikit keras kepala. (Keras kepala bermakna tidak mau menuruti nasihat orang lain)
  • Pak Anto menjadi tangan kanan polisi untuk membantu memecahkan kasus pembunuhan. (Tangan kanan bermakna orang kepercayaan)
  • Putri merupakan anak emas di keluarganya. (Anak emas bermakna anak yang paling disayang)
  • Pelaku begal sudah dijebloskan ke dalam jeruji besi. (Jeruji besi bermakna penjara)
  • Alvin berlapang dada menerima kekalahan dalam lomba olimpiade. (Berlapang dada bermakna menerima dengan tabah)
  • Gempa bumi itu membuatnya menjadi anak sebatang kara. (Sebatang kara bermakna tidak mempunyai sanak saudara)
  • Tas ini adalah buah tangan dari ayahku. (Buah tangan bermakna oleh-oleh)
  • Para tikus kantor seharusnya tidak diberi hukuman ringan. (Tikus kantor bermakna koruptor)
  • Para buruh merasa perusahaan tempat mereka bekerja hanya menjadikan mereka sebagai sapi perah belaka. (Sapi perah bermakna orang yang dimanfaatkan oleh orang lain demi sebuah keuntungan)
  • Yulius selalu mencari kambing hitam atas setiap masalah yang dihadapinya. (Kambing hitam bermakna orang yang disalahkan)
  • Di masa pandemi, banyak pedagang yang terpaksa gulung tikar. (Gulung tikar bermakna bangkrut)
  • Putra berencana akan gantung raket setelah menyelesaikan turnamen tingkat kabupaten. (Gantung raket dalam olahraga bulu tangkis bermakna berhenti atau pensiun)

Baca juga: 4 Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Karakteristik Lembaga Sosial

6 Karakteristik Lembaga Sosial

Skola
Dampak Negatif Hubungan Sosial

Dampak Negatif Hubungan Sosial

Skola
Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Skola
Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Skola
6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com