KOMPAS.com - Ideologi merupakan gagasan sistematis mengenai arah serta tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada dua jenis ideologi, yakni tertutup dan terbuka. Ideologi tertutup adalah ajaran yang di dalamnya berisikan tujuan dan norma yang harus diterima serta dipatuhi dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, dikutip dari jurnal Keunggulan dan Ketangguhan Ideologi Pancasila (2002) oleh Surajiyo, ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan dinamika secara internal.
Penerapan ideologi terbuka dapat mengembangkan dinamika kehidupan masyarakat, membuka wawasan lebih luas, dan mempermudah proses pemecahan masalah.
Berikut penjelasan ciri-ciri ideologi terbuka:
Menurut Pandji Setijo dalam buku Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa (2006), ciri khas ideologi terbuka adalah nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan berasal dari dalam diri bangsa, meliputi kekayaan rohani, moral, serta budaya masyarakatnya sendiri.
Baca juga: Pengertian Ideologi Terbuka
Dengan demikian, ideologi terbuka bukanlah berasal dari keyakinan sekelompok orang akan suatu ideologi, tetapi digali dan ditemukan sendiri dalam masyarakatnya.
Oleh karena itu, ideologi terbuka menjadi milik semua rakyat. Sehingga kehadirannya bukan hanya dapat dibenarkan, melainkan memang karena dibutuhkan.
Dilansir dari Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (2021) oleh Desak Made Yoniartini, berikut ciri-ciri ideologi terbuka:
Berarti ideologi terbuka dapat beradaptasi atau mengikuti perkembangan masyarakat atau kata lainnya tidak bersifat kaku.
Maksudnya ideologi terbuka memberi harapan, sikap optimis, dan motivasi bagi rakyat dalam mencapai cita-cita nasional yang diinginkan.
Artinya ideologi terbuka dapat menyesuaikan diri dengan situasi atau keadaan masyarakat yang terus berkembang.
Baca juga: Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Selain pemaparan di atas, berikut ciri-ciri ideologi terbuka: