Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Teori Pengurangan Ketidakpastian dalam Ilmu Komunikasi?

Kompas.com - 12/04/2022, 12:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Teori Pengurangan Ketidakpastian atau uncertainty reduction theory adalah salah satu dari beberapa teori yang ada di dalam ilmu komunikasi khususnya komunikasi interpersonal atau antarpribadi.

Teori yang dipelopori oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975 ini menjelaskan bahwa komunikasi dapat membantu mengurangi ketidakpastian terutama pada orang yang baru saja berkenalan.

Teori ini juga sering disebut dengan Teori Interaksi Awal yang menjelaskan bahwa ketika dua orang atau lebih bertemu dan mereka berkomunikasi yang secara tidak langsung fokus untuk mengurangi ketidakpastian satu sama lain dalam hubungan mereka.

Biasanya ketidakpastian ini muncul pada saat pertemuan awal dengan seseorang yang asing dan tidak yakin harus bagaimana harus bersikap atau bertindak.

Baca juga: Apa Saja Jenis Komunikasi Nonverbal?

Asumsi Teori Pengurangan Ketidakpastian

Miller dalam buku milik Richard West dan Lynn H. Turner yang berjudul Pengantar Teori Komunikasi (2008), memaparkan asumsi-asumsi dalam teori pengurangan ketidakpastian, berikut asumsi tersebut:

  • Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal, terdapat harapan berbeda-beda mengenai kejadian interpersonal, maka masuk akal untuk menyimpulkan bahwa orang merasakan ketidakpastian atau bahkan cemas untuk bertemu orang lain.
  • Ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stres secara kognitif. Berada di dalam ketidakpastian membutuhkan energi emosional dan psikologis yang tidak sedikit.
  • Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan prediktabilitas.
  • Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan. Tahap tersebut yaitu fase awal (entry phase), fase personal (personal phase), dan fase akhir (exit phase).
  • Komunikasi interpersonal adalah alat utama untuk mengurangi ketidakpastian, komunikasi interpersonal mensyaratkan beberapa kondisi, beberapa di antaranya seperti kemampuan untuk mendengar, tanda respons nonverbal, dan bahasa yang sama.
  • Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiring berjalannya waktu. Interaksi awal merupakan elemen kunci dalam proses mengembangkan informasi atau komunikasi tersebut.
  • Sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum, perilaku manusia diatur oleh prinsip-prinsip umum yang berfungsi dengan cara seperti hukum. Asumsi ini berhubungan dengan teori cakupan hukum.

Baca juga: Mengapa Bahasa Merupakan Alat Komunikasi yang Penting?

Aksioma dalam Teori Pengurangan Ketidakpastian

Teori Pengurangan Ketidakpastian merupakan teori aksioma, teori yang berawal dari sekumpulan aksioma. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksioma adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.

West dan Turner menjelaskan terdapat tujuh aksioma dalam Teori Pengurangan Ketidakpastian. Berikut aksioma tersebut:

  • Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Sebaliknya jika ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal meningkat. Aksioma ini menunjukkan adanya kebalikan atau hubungan negatif.
  • Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang bersifat negatif.
  • Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.
  • Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi, sedangkan tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang negatif.
  • Ketidakpastian yang tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi, sedangkan tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif.
  • Kemiripan di antara orang akan mengurangi ketidakpastian, sedangkan ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang negatif.
  • Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan, sedangkan penurunan dalam ketidakpastian akan menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang negatif.

Baca juga: Perbedaan Komunikasi Sinkron dan Asinkron dalam Komunikasi Daring

Lebih lanjut, Berger dan Gudikunts menambahkan dua aksioma lagi, sebagai berikut:

  • Semakin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang negatif.
  • Semakin banyak kepuasan dalam komunikasi yang dilakukan, semakin sedikit ketidakpastian yang terjadi. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang negatif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com