KOMPAS.com – Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan pengamatan indera secara logis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penalaran adalah hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman. Sedangkan nalar adalah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis.
Dikutip dari jurnal Penalaran Matematika Siswa dalam Pembelajaran (2014) oleh Arsefa, terdapat beberapa ciri-ciri kemampuan penalaran, sebagai berikut:
Dapat dikatakan bahwa kegiatan penalaran merupakan proses berpikir logis. Artinya berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.
Penalaran merupakan kegiatan yang mengandalkan suatu analitik. Kerangka berpikir dalam analitik adalah logika penalaran yang bersangkutan.
Terdapat dua macam penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Berikut penjelasannya:
Baca juga: Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah
Penalaran deduktif merupakan proses nalar yang menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari hal-hal yang bersifat umum.
Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduannya bersama-sama.
Umumnya penalaran deduktif mengambil kesimpulan secara logis berdasarkan premis yang ditemukan. Premis adalah asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan yang dianggap benar.
Beberapa contohnya sebagai berikut:
Premis 1: Hamdan suka mengonsumsi makanan bergizi.
Premis 2: Orang yang suka mengonsumsi makanan bergizi, tubuhnya sehat.
Kesimpulan: Hamdan mempunyai tubuh yang sehat.
Premis 1: Setiap hewan adalah makhluk hidup.
Premis 2: Jerapah adalah hewan