Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Pernyataan ‘Berpikir Global, Bertindak Lokal’

Kompas.com - 01/11/2021, 15:30 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berpikir global artinya memiliki pemikiran yang mendunia atau global. Sedangkan bertindak lokal berarti berperilaku serta bertindak sesuai kebudayaan lokal daerah atau nasional.

Munculnya pemikiran global secara langsung maupun tidak, dipengaruhi oleh globalisasi. Karena pesatnya perkembangan teknologi menghilangkan batasan yang ada, seperti mendapatkan informasi serta menjalin komunikasi.

Sehingga mau tidak mau masyarakat harus memiliki pemikiran serta sikap yang terbuka terhadap perkembangan.

Makna pernyataan 'berpikir global, bertindak lokal'

Virgilius Bate Lina dan Berty Sadipun dalam jurnal Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal Kabupaten Ngada (2018), menjelaskan bahwa para ahli sosial telah mengembangkan ungkapan atau pernyataan ‘think globally, act locally’ yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi ‘berpikir global, bertindak lokal’.

‘Berpikir global, bertindak lokal’. Apa makna pernyataan tersebut?

Makna dari pernyataan ‘berpikir global, bertindak lokal’ adalah memiliki pemikiran serta sikap yang terbuka terhadap perkembangan zaman, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal.

Baca juga: Sikap Cinta Tanah Air dan Cara Menanamkannya

Menurut Yori Alief Darmansyah dan Umi Listiyaningsih dalam jurnal Hubungan antara Keterisolasian dan Kemiskinan di Kecamatan Dlingo (Banjarharjo I dan Banjarharjo II) (2016), ‘berpikir global, bertindak lokal’ berarti menggunakan pemikiran yang sifatnya mendunia atau global saat melakukan suatu tindakan.

Seseorang dapat mengambil pengalaman dan pengetahuan dari budaya, suku bangsa, ataupun negara lain. Namun, penerapannya harus tetap memperhatikan nilai kebudayaan lokal yang ada.

Sebagai contoh orang Indonesia bisa mencari dan memperoleh pengetahuan lebih mengenai kebudayaan negara lain. Tetapi hanya sebatas pengetahuan yang sifatnya positif atau tidak mengikuti kebiasaan yang negatif, karena bisa jadi tidak sesuai dengan nilai kebudayaan lokal Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Skola
6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com