KOMPAS.com - Kultur jaringan merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman.
Teknik ini telah menjadi sarana penting dalam mempelajari dasar ilmu tanaman yang berkaitan dengan fisiologi, sitologi, genetika, biokimia, dan aplikasi di kegiatan bioteknologi pertanian.
Dilansir dari buku Kultur Jaringan sebagai Teknik Bioteknologi (2015) karya Yusnita, dalam beberapa dekade terakhir, teknik kultur jaringan tanaman mulai difokuskan pada memfasilitasi rekayasa genetika, maupun produksi metabolit sekunder sebagai bahan farmasi.
Beberapa karakteristik utama kultur jaringan tanaman adalah:
Dikutip dari buku Plant Propagation by Tissue Culture 3rd Edition (2008) karya Edwin F. George, dkk, jenis kultur jaringan tanaman dibagi menjadi dua, yaitu kultur organ dan kultur jaringan bukan organ.
Merupakan istilah umum untuk jenis kultur di mana bentuk pertumbuhan yang terorganisasi dapat terus dipertahankan.
Baca juga: Kultur Jaringan Tanaman: Pengenalan dan Sejarah Singkat
Bisa dilakukan menggunakan seluruh tanaman dengan struktur tertentu. Misalnya primordia daun, bunga, dan buah yang belum matang.
Untuk tujuan perbanyakan tanaman, jenis kultur organ yang paling penting adalah:
Kultur ini digunakan sebagai teknik pembebasan tanaman dari infeksi virus.
Caranya eksplan dibedah dari tunas apikal atau lateral. Tunas ini memiliki puncak batang yang sangat kecil (0,2 sampai 1 milimeter), terdiri dari meristem apikal dan satu atau dua primordia daun.
Kultur ini menggunakan bagian ujung pucuk atau kuncup yang memiliki beberapa primordia daun. Biasanya pucuk ini dikultur sedemikian rupa, sehingga menghasilkan banyak pucuk.
Kultur ini diambil dari sepotong kecil jaringan barang yang memiliki satu atau beberapa nodus. Tiap tunas yang ditanam bertujuan menghasilkan satu tunas.
Kultur ini menggunakan akar yang tidak terhubung ke tunas, guna mendapatkan sistem akar bercabang.
Kultur ini memakai embrio zigotik (benik) yang dibuahi atau tidak.
Embrio didapatkan dari pembedahan biji atau buah yang sedang berkembang. Kemudian dibiakkan secara in vitro hingga tumbuh menjadi bibit.