Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teks Ulasan: Pengertian, Struktur, Ciri, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh

Kompas.com - 25/01/2022, 09:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Teks ualsan deskriptif 

Untuk teks ulasan ini lebih memberikan gambaran setiap bagian suatu karya. Biasanya pengulan memberi gambaran jelas dan detail seputar informasi dan argumentasi pada karya fiksi yang diulas. 

Langkah menulis teks ulasan

Untuk menyusun sebuah teks ulasan perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Catatlah identitas buku atau karya yang akan kita ulas meliputi judul, penulis, nama penerbit, tahun terbit, halaman dan kalau perlu termasuk harga buku tersebut.
  • Catatlah hal-hal yang menarik atau penting dari isi buku atau karya yang diulas.
  • Kemudian telaah kelebihan dan kelemahan isi buku atau karya yang diulas.
  • Rumuskan kesimpulan tentang isi dan kesan –kesan buku secara keseluruhan.
  • Buatlah saran-saran untuk para pembaca

Baca juga: Jenis-Jenis Teks Deskripsi dan Cara Menulisnya

Manfaat teks ulasan

Berikut ada beberapa manfaat kelebihan dari sebuah teks ulasan untuk pembaca, yakni:

  • Membantu para pembaca untuk memahami isi bacaan. 
  • Menarik minat seseorang untuk mengulas sebuah karya yang pernah dibaca. 
  • Pembaca juga bisa menggambarkan suatu karya walaupun secara umum. 
  • Penulis dapat mempengaruhi teks ulasan pada pembaca lain. 
  • Teks ulasan yang digunakan untuk kalangan profesional bisa menghasilkan imbalan uang. 

Sedangkan manfaat mengisi kelemahan pada teks ulasan adalah:

  1. Teks ulasan lebih bersifat pribadi sesuai opini atau komentar si penulis. 
  2. Biasanya untuk beberapa kelemahan yang ada dalam sebuah karya mendapat reaksi negatif dari pembaca lain. 
  3. Akan terjadi perbedaan pendapat atau opini antara pengulas satu dengan yang lain.

Contoh teks ulasan

Identitas Buku

Judul: Atheis
Pengarang: Achdiat K. Mihardja
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun terbit:1949 (cetakan pertama)
Tebal halaman: 232 halaman

Atheis merupakan salah satu novel terbaik yang memperoleh hadiah tahunan Pemerintah RI tahun 1969. R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972. Sementara itu, Sjuman Djaya mengangkatnya ke layar perak tahun 1974 dengan judul yang sama.

Novel ini menceritakan perjalanan hidup tokoh Hasan. Dari kecil ia dididik menjadi anak yang saleh. Ia begitu taat beribadah. Begitu juga dengan orang tuanya adalah pemeluk Islam yang fanatik. Orang tua Hasan menyekolahkan di MULO. Di sekolah itu dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Rukmini. Hubungan keduanya semakin akrab. Mereka saling jatuh cinta. Rupanya kisah cinta mereka tidak bisa berlangsung lama. Oleh orang tuanya, Rukmini disuruh kembali ke Jakarta. Ia akan dipinang oleh seorang saudagar kaya. Ia menuruti nasihat orang tuanya dengan menerima pinangan saudagar kaya tersebut meski pernikahan itu tidak disertai rasa cinta.

Baca juga: Struktur Teks Deskripsi dan Kaidah Kebahasaannya

Kejadian itu membuat hati Hasan hancur. Ia menjadi frustrasi. Untuk menghilangkan bayangan Rukmini dari hidupnya, ia mengikuti aliran tarekat seperti yang telah lama dianut orang tuanya. Ia semakin taat beribadah. Akan tetapi, kehidupannya berubah ketika dia bertemu teman lamanya, yaitu Rusli. Temannya itu datang bersama seorang wanita cantik bernama Kartini. Ia adalah perempuan modern dan pergaulannya bebas. Ia juga seorang janda. Ternyata sejak perjumpaan itu, Hasan menaruh hati pada Kartini. Alasannya, Kartini memiliki karakter yang hampir sama dengan Rukmini.

Semenjak Hasan mencintai Kartini, dia pun juga bergaul dengan temanteman Kartini. Hasan mencoba untuk menyadarkan Kartini dan Rusli dengan memberikan ceramah-ceramahnya. Akan tetapi, karena Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik memengaruhi Hasan. Tanpa disadari, pemikiranpemikiran Rusli melekat di kepala Hasan. Mulanya, Hasan tidak terpengaruh. Namun, keyakinannya mulai goyah ketika dia dikenalkan dengan seorang yang tidak percaya Tuhan, yaitu Anwar. Pengetahuan Anwar tentang ketuhanan begitu luas.

Sejak saat itulah pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan. Hasan semakin tersesat dari agama. Pergaulannya semakin bebas. Ia kemudian menikahi Kartini. Pernikahan mereka didasarkan atas rasa suka sama suka. Pernikahan mereka ternyata tidak bahagia. Kehidupan rumah tangga mereka berantakan. Pergaulan Kartini semakin bebas. Lama– kelamaan Hasan cemburu karena hubungan Kartini dengan Anwar semakin dekat. Hasan menganggap Kartini telah selingkuh.

Kejadian itu telah menyadarkan kembali Hasan tentang agama. Ia menyesal dan merasa berdosa atas apa yang telah diperbuat. Pergaulan bebasnya dengan teman-teman yang tidak percaya Tuhan membuatnya tersesat dan ragu dengan keberadaan Tuhan.

Hasan memutuskan bercerai dengan Kartini dan ia pun pulang kampung.Ia ingin meminta maaf kepada ayahnya. Sesampainya di kampung, ia menjumpai ayahnya sedang sakit keras. Ternyata ayahnya tidak mau memaafan Hasan, bahkan sampai maut menjemputnya. Ayah Hasan tetap berada pada pendirianya.

Baca juga: Jenis-Jenis Teks Eksposisi dan Cirinya

Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam pada Anwar dan berniat membunuhnya. Pada suatu malam, ia melaksanakan rencana itu. Kemudian, ia mencari Anwar. Karena pada waktu itu situasi sedang tidak aman, diberlakukanlah jam malam. Nahas menimpa Hasan. Belum sempat melaksanakan niatnya, ia malah tertembak. Akan tetapi, sebelum meninggal, ia masih sempat mengingat Allah dengan berkali-kali menyebut asma-Nya.

Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada pembacanya. Kita harus pandai bergaul dengan orang lain. Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat, bahkan sampai mengingkari ajaran agama. Kita harus senantiasa berpegang teguh pada agama dan selalu meyakini keberadaan Tuhan.

Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memaafan kesalahan orang lain yang sudah bertobat. Jangan seperti tokoh ayah Hasan yang tidak mau memaafan kesalahan anaknya bahkan sampai ajal menjemputnya. Manusia adalah tempat salah dan lupa. Setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, tetapi suatu saat juga akan kembali ke jalan yang benar. Jika Tuhan Maha Pengampun, Pengasih, dan Penyayang, mengapa manusia tidak bisa, apalagi demi memaafan anaknya sendiri. Bahasa novel ini lugas dan mudah dipahami. Sayangnya, novel ini sudah sangat langka sehinga sulit diperoleh.

(Sumber: Buku Paket SMP/MTs Kelas VIII Bahasa Indonesia yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com