KOMPAS.com - Teori spiral keheningan menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi lewat media massa. Dalam teori ini, media massa digambarkan punya kekuatan untuk memengaruhi opini publik.
Sederhananya, teori ini menyatakan bahwa pendapat pribadi seseorang sangat bergantung pada apa yang diharapkan atau dipikirkan orang lain.
Dikutip dari jurnal Spiral of Silence Theory Versus Perkembangan Masyarakat Sebuah Penjelasan dan Kritik Teori (2019) karya Yan Hendra, teori spiral keheningan (spiral of silence theory) dikembangkan oleh Elizabeth Noelle-Neumann.
Penggagas teori ini, Noelle-Neumann memercayai bahwa orang enggan mendiskusikan topik yang tidak ada kaitannya dengan dukungan mayoritas.
Teori ini juga menggambarkan sifat orang yang tidak suka mengemukakan pendapat pribadinya yang bertentangan dengan pendapat mayoritas.
Baca juga: Teori Interaksi Simbolik: Konsep Penting dan Asumsinya
Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam buku Introduction Communication Theory: Analysis and Application (2008), Noelle-Neumann menyatakan bahwa ada tiga asumsi penting dalam teori spiral keheningan.
Berikut penjelasannya:
Dalam asumsi pertama ini, Noelle-Neumann menjelaskan bahwa struktur masyarakat bergantung pada orang-orang yang menentukan serta mendukung seperangkat nilai.
Saat orang percaya dan sepakat soal seperangkat nilai tersebut, ketakutan terhadap isolasi akan berkurang. Sebaliknya, jika ada perbedaan nilai, ketakutan isolasi akan muncul.
Berdasarkan asumsi ini, bisa dilihat bahwa spiral keheningan disebabkan oleh perasaan takut seseorang bila terisolasi atau dikucilkan dari lingkungannya.
Ancaman terhadap celaan atau kritik dari pihak lain menjadi faktor utama mengapa seseorang tidak mengeluarkan pendapatnya.
Noelle-Neuman berpendapat bahwa setiap individu mendapat opini publik dari dua sumber, yakni observasi pribadi serta media.
Observasi pribadi atau personal didasarkan pada pengamatan individu mengenai suatu hal. Dalam hal ini, individu mampu mendengarkan pendapat orang lain, serta menggabungkannya dengan pendapat mereka sendiri.
Walau begitu, Noelle-Neumann menegaskan bahwa sering kali observasi pribadi tentang opini publik mengalami distorsi, dan tidak akurat.
Baca juga: Teori Agenda Setting dalam Komunikasi Massa
Disebut pluralistic ignorance (pengabaian pluralistik) saat apa yang diperkirakan individu sebagai pandangan atau pendapat mayoritas, ternyata keliru.