Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat jika Manusia Tidak Memperoleh Air Bersih

Kompas.com - 05/10/2021, 11:30 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Semua makhluk hidup di Bumi tentu membutuhkan air sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Apa jadinya jika air susah ditemukan, terutama air bersih

Berdasarkan National Geographic, 70 prsen permukaan Bumi tertutup oleh air dan hanya tiga persennya saja yang merupakan air tawar. Konsumsi air bersih yang berlebihan ternyata berdampak pada berkurangnya ketersediaan air bersoh, 

Saat ini, hanya satu persen air tawar di Bumi yang mudak diakses dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan 6,8 miliar penduduk di Bumi. Apa akibatnya jika manusia tidak memperoleh air bersih? 

Meminum air kotor

Manusia membutuhkan air bersih untuk minum, sehingga bisa menjaga fungsi tubuh dan sel-sel di dalamnya agar tetap hidup. Jika taka da air bersih dan hanya ada air kotor, manusia mungkin akan menahan diri untuk tidak minum air kotor yang bau dan tidak enak.

Namun, tahukah kamu bahwa manusia hanya bisa bertahan hidup tiga hingga empat hari tanpa minum air? Lebih dari itu, manusia bisa mati karena dehidrasi. Sehingga, mau tak mau manusia mulai meminum air kotor untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Baca juga: 5 Manfaat Air bagi Manusia, Hewan, dan Tanaman

Buruknya sanitasi

Mmebersihkan sanitasi dengan air bersih tentu sudah menjadi kebiasaan. Namun ternyata, masih ada sebagian besar orang yang tidka bisa membersihkan diri karena berada di daerah dengan kekurangan air bersih. 

Dilansir dari laporan State of the World’s Sanitation (2010) yang dikeluarkan oleh UNICEF dan WHO, sekitar 673 juta orang di dunia tidak memiliki toilet sama sekali sehingga harus buang air besar sembarangan.

Jika manusia tidak memperoleh air bersih, manusia tidak akan bisa membersihkan diri dan lingkungannya. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tindakan medis tanpa adanya sanitasi bisa menimbulkan komplikasi penyakit dan kematian.

Timbulnya penyakit akibat konsumsi air kotor

Tanpa adanya air bersih, manusia terpaksa menggunakan air kotor atau tercemar. Padahal air tercemar dapat menularkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, demam tifoid, dan polio.

Dikutip dari World Health Organization, air minum yang terkontaminasi menyebabkan sekitar 485 ribu kematian akibat diare setiap tahunnya.

Data UNICEF juga menyebutkan bahwa setiap hari setidaknya 700 orang anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare terkait dengan air, sanitasi, dan kebersihan yang tidak memadai.

Baca juga: Alasan Air Penting bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan

Kerentanan pangan

Kerenantanan pangan adalah hal selanjutnya yang terjadi jika manusia tidak mendapatkan air bersih. Mengingat lahan pertanian membutuhkan air agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang. Tanpa adanya air, lahan pertanian kering dan mengakibatkan gagal panen.

Belum lagi peternakan juga membutuhkan air bagi minum hewan. tanpa air, hewan ternak juga akan mati. Kekeringan lahan pertanian dan matinya hewan ternak berakhir pada kerentanan pangan, di mana manusia akan kekurangan sumber makanan.

Perubahan iklim

Dilansir dari Standford Earth, kekurangan air minum bersih merupakan ancaman paling langsung bagi kesehatan manusia, namun kelangkaan air memiliki konsekuensi yang luas yaitu perubahan iklim.

Daerah yang kekurangan air bersih, sungai, danau, dan juga mata air lainnya akan kekurangan air. Hal tersebut menyebabkan terganggunya siklus air yang berakhir dengan kekeringan panjang.

Hujan akan semakin jarang turun, persediaan air tanah akan semakin berkurang, akibatnya tumbuhan dan hewan akan mati karena kekurangan air, begitu juga dengan manusia.

Baca juga: Dampak Kemarau Panjang bagi Daur Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com