Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artefak: Definisi, Jenis, dan Contohnya

Kompas.com - 30/08/2021, 14:09 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Dalam arkeologi, artefak berkaitan dengan peninggalan dari masa lampau. Peninggalan tersebut biasanya berupa alat atau sejenisnya yang dulu sering digunakan.

Artefak membantu manusia mengetahui dan memahami kehidupan di masa lampau. Artefak dianggap sebagai hasil dari kebudayaan, aktivitas, serta karya seni manusia.

Apa itu artefak?

Definisi artefak

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artefak adalah benda, seperti alat, perhiasan, dan sejenisnya, yang menunjukkan kecakapan kerja manusia (terutama di masa lampau), ditemukan lewat penggalian arkelologi.

Biasanya yang dikategorikan sebagai artefak adalah benda yang dapat dilihat, diraba, serta didokumentasikan. Artefak menunjukkan hasil karya tangan manusia atau jejak buatan manusia di masa lampau.

Menurut Arfan Diansyah dan kawan-kawan dalam buku Prasejarah Indonesia (2019), artefak merupakan benda arkeologi atau benda peninggalan sejarah, termasuk semua benda yang telah dibuat ataupun dimodifikasi oleh manusia agar bisa dipindahkan.

Artefak juga bisa dikatakan sebagai sebuah obyek yang mengandung nilai kepentingan budaya atau sejarah. Artefak adalah salah satu bentuk kebudayaan fisik yang dihasilkan manusia dalam masyarakat.

Baca juga: Karya Sastra Peninggalan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Jenis dan contoh artefak

Bentuk kebudayaan berupa artefak dikelopokkan menjadi empat jenis berdasarkany zamannya, yakni:

  • Zaman paleolitikum

Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Budaya (Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia) (2019) karya Isma Tantawi, zaman paleolitikum diperkirakan terjadi sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini disebut juga zaman batu tua.

Contoh artefak pada zaman paleolitikum adalah kapak genggam. Artefak ini banyak ditemukan di kawasan Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Mayoritas artefak di zaman ini digunakan untuk perlindungan diri.

  • Zaman mesolitikum

Dilansir dari buku Seni Rupa Indonesia dalam Perspektif Sejarah (2017) karya Purwo Prihatin, zaman mesolitikum atau zaman batu tengah memiliki banyak peninggalan artefak penting. Mayoritas temuan artefak tersebut memperlihatkan jika manusia di zaman ini mulai hidup menetap atau tinggal permanen.

Artefak ini banyak ditemukan di Pulau Sumatera, namun ada juga di Bandung, seperti Padalarang Cicilengka, Banjaran, serta Kerinci. Contoh artefaknya adalah Kapak Sumatera atau pebble, kapak pendek atau haehe courte.

  • Zaman neolitikum

Disebut juga zaman batu baru. Pada zaman neolitikum banyak ditemukan artefak berupa peralatan kriya. Contoh artefaknya adalah kapak persegi yang banyak ditemukan di kawasan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, serta Kalimantan.

Selain itu, ada juga kapak lonjong, yang bentuknya bundar dengan ujung lancip. Banyak ditemukan di daerah Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak (Kalimantan Timur). Selain kapak, ada juga artefak lainnya, seperti perhiasan, tembikar, dan lain sebagainya.

Baca juga: Tindakan jika Menemukan Benda-Benda Peninggalan Sejarah

  • Zaman megalitikum

Disebut juga zaman batu besar. Zaman ini menjadi awal lahirnya berbagai bangunan yang terbuat dari batu dan berukuran besar. Contoh peninggalannya adalah menhir, dolmen, sarkofagus, dan kubur batu yang banyak di beberapa kawasan di Indonesia.

Pada zaman ini, peninggalan artefak menunjukkan masyarakatnya mulai menggunakan peralatan dari logam, serta mulai mengenal kebudayaan. Hal ini dilihat dari artefak punden berundak, waruga, dan kubur batu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com