Dilansir dari Natural History Museum, letusan Krakatau melepaskan belerang dioksida dan partikel vulkanik berukuran lebih kecil dari satu mikron ke udara.
11 mil kubik partikel vulkanik tersebut menutupi atmosfer, menyerap panjang gelombang cahaya Matahari. Membuat Matahari tidak terlihat selama tiga hari.
Partikel tersebut membuat bumi gelap, menciptakan ilusi Matahari terbenam di benua Amerika dan Eropa. Menutupi bumi dari sinar Matahari sehingga suhu bumi global turun drastis sekitar 1,2 derajat lebih dingin selama lima tahun setelahnya.
Baca juga: Enam Letusan Dahsyat Gunung Berapi di Indonesia
Setelah Krakatau runtuh menjadi kaldera, masyarakat menyangka tidak ada lagi gunung berapi di sana. Namun kemudian muncul kolom uap dan letusan kecil dari kaldera tersebut sekitar tahun 1927.
Hal tersebut membangkitkan rasa takut masyarakat, terutama yang pernah merasakan dahsyatnya ledakan Krakatau.
Tidak berhenti sampai disitu, dari kaldera tersebut terbentuk gunung yang baru. Itu adalah gunung berapi yang tak kalah aktif dari Krakatau purba dan dinamai dengan gunung Anak Krakatau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.