Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Letusan Gunung Krakatau

Kompas.com - 28/08/2021, 14:00 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia berada dalam ring of fire atau cincin api tempat bertemunya lempeng benua dengan lempeng samudra.

Pertemuan tersebut membuat arisan gunung berapi aktif, sehingga disebut dengan cincin api. Salah satu gunung berapi Indonesia yang terkenal adalah Gunung Krakatau.

Dikutip dari Encyclopedia Britannica (2015), Krakatau terletak di sepanjang pertemuan lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia, merupakan zona aktivitas seismik yang tinggi.

Gunung tersebut berupa kerucut yang menjulang setinggi 2.000 meter di atas permukaan laut, membentuk pulaunya sendiri.

Dilansir dari History, gunung Krakatau menunjukkan keaktifannya pada 20 mei 1883. Gemuruh pertama tersebut dilaporkan oleh Kapten Elizabeth (kapten kapal perang Jerman) yang melihat awan abu setinggi 9,6 kilometer di atas Krakatau.

Baca juga: Pulau Manakah di Indonesia yang Tidak Memiliki Gunung Api?

Masyarakat menyambut keaktifan Krakatau dengan suka ria, menaiki kapal-kapal komersil untuk melihat awan abu dan merasakan gemuruh dari dekat. Mereka tidak menyadari bencana mengerikan apa yang terjadi apa yang akan terjadi.

Fakta menarik

Verikut beberapa fakta menarik mengenai letusan Gunung Krakatau, yaitu:

  • Letusan terbesar sepanjang sejarah modern

Euforia tersebut dihentikan secara paksa pada tanggal 26 dan 27 Agustus 1883 karena letusan kolosal Krakatau. Letusan tersebut di rasakan seluruh dunia, menjadikannya letusan terbesar sepanjang sejarah modern manusia.

Empat ledakan dahsyat terdengar hingga Perth, Australia sekitar 4.500 kilometer jauhnya. Ledakan terakhir merupakan suara paling keras yang tercatat dalam sejarah modern manusa, mengejutkan banyak orang.

  • Kekuatanledakan

Berdasarkan situs Live Science, letusan tersebut diberi peringkat 6 pada indeks ledakan vulkanik dan diperkirakan memiliki kekuatan ledakan sebesar 200 megaton TNT.

Padahal, bom Hiroshima saja sudah memiliki kekuatan 20 kiloton. Berarti ledakan Krakatau tiga belas ribu kali lebih kuat daripada bom yang meluluhlantakan Hiroshima.

Saking dahsyatnya ledakan tersebut, gunung Krakatau sendiri runtuh ke laut hingga bagian barat laut pada pulau tersebut menghilang. Gunung runtuh menjadi cekungan berupa kaldera karena telah memuntahkan seluruh isinya.

Baca juga: 10 Gunung Tertinggi di Indonesia

  • Menciptakan tsunami

Krakatau merupakan pulau di tengah laut, sehingga ledakannya memicu pergerakkan kolom air. Ledakannya menciptakan gelombang kejut, menaikkan kolom air setinggi 120 kaki dan menciptakan tsunami besar.

Tsunami meluluhlantakkan seratus enam puluh lima desa pesisir, menyapu bersih kapal dan pulau-pulau disekitarnya.

  • Jumlah korban jiwa

Ledakan gunung Krakatau dan Tsunami yang disebabkannya membunuh sekitar 36 ribu jiwa. Menjadi letusan gunung berapi paling mematikan kedua setelah letusan Gunung Tambora.

  • Menurunkan suhu global bumi

Dilansir dari Natural History Museum, letusan Krakatau melepaskan belerang dioksida dan partikel vulkanik berukuran lebih kecil dari satu mikron ke udara.

11 mil kubik partikel vulkanik tersebut menutupi atmosfer, menyerap panjang gelombang cahaya Matahari. Membuat Matahari tidak terlihat selama tiga hari.

Partikel tersebut membuat bumi gelap, menciptakan ilusi Matahari terbenam di benua Amerika dan Eropa. Menutupi bumi dari sinar Matahari sehingga suhu bumi global turun drastis sekitar 1,2 derajat lebih dingin selama lima tahun setelahnya.

Baca juga: Enam Letusan Dahsyat Gunung Berapi di Indonesia

  • Lahirnya anak Krakatau

Setelah Krakatau runtuh menjadi kaldera, masyarakat menyangka tidak ada lagi gunung berapi di sana. Namun kemudian muncul kolom uap dan letusan kecil dari kaldera tersebut sekitar tahun 1927.

Hal tersebut membangkitkan rasa takut masyarakat, terutama yang pernah merasakan dahsyatnya ledakan Krakatau.

Tidak berhenti sampai disitu, dari kaldera tersebut terbentuk gunung yang baru. Itu adalah gunung berapi yang tak kalah aktif dari Krakatau purba dan dinamai dengan gunung Anak Krakatau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com