Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jataka Mala, Kisah Kehidupan yang Tergambar di Relief Candi Borobudur

Kompas.com - 12/08/2021, 13:26 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.comJataka Mala menjadi salah satu peninggalan karya sastra dalam agama Buddha. Edisi pertama karya sastra ini bisa ditelusuri jejaknya hingga abad ke-4 Sebelum Masehi. Di Indonesia, kisah Jataka Mala bisa disaksikan atau dilihat di relief Candi Borobudur, Jawa Tengah.

Pada zaman kuno, kisah Jataka cukup populer di berbagai negara, seperti India, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, dan termasuk Indonesia. Karena kepopulerannya, kisah ini dulu digunakan sebagai media pembabaran ajaran Buddha ke berbagai kelompok masyarakat.

Menurut Gillian Stokes dalam buku Buddha: Seri Siapa Dia? (2001), 'jataka' berarti kelahiran dan menjadi kata yang cukup umum digunakan, baik dalam bahasa Sansekerta ataupun bahasa Pali.

Bagi umat Buddha, Jataka berhubungan erat dengan perbuatan berani Sang Buddha pada kelahiran yang sebelumnya. Cerita ini dengan jelas menegaskan hak ke-Buddha-an dari Siddharta Gautama.

Mengutip dari buku Jatakamala: Untaian Kisah-Kisah Kelahiran (2018) yang diterjemahkan oleh Stanley Khu, secara garis besar, karya sastra ini berisikan pokok penting ajaran Mahayana, yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kisah kelahiran lampau Sang Bodisattva Agung.

Baca juga: Mengapa Candi Borobudur Tidak Masuk Tujuh Keajaiban Dunia?

Yang Maha Suci Dalai Lama XIV, dalam acara daring ?Grand Buddha Goes to School ? Heart to Heart Conversation, Rabu (11/8/2021).Youtube/Lamrimnesia Yang Maha Suci Dalai Lama XIV, dalam acara daring ?Grand Buddha Goes to School ? Heart to Heart Conversation, Rabu (11/8/2021).
Nilai penting kisah Jataka Mala

Jataka Mala memuat banyak nilai penting yang bisa diterapkan oleh setiap manusia. Nilai tersebut di antaranya ahimsa (tanpa kekerasan) dan karuna (welas asih).

“Jika dilihat latar belakangnya, cerita ini (kisah Jataka) berasal dari tradisi India. Nilai utama yang terkandung dalam tradisi ini ialah ahimsa atau tanpa kekerasan, dan juga karuna atau welas asih,” jelas Dalai Lama dalam acara Grand Buddha Goes to School “Heart to heart Conversation with His Holiness Dalai Lama XIV, Rabu (11/8/2021).

Selain berisikan kedua nilai tersebut, kisah Jataka juga mengandung nilai persatuan. Dalai Lama mengatakan jika nilai persatuan di antara manusia, terlepas dari latar belakang ataupun tradisi yang berbeda, juga menjadi nilai penting.

“Kisah Jataka terdiri dari 34 bab. Saya tidak terlalu ingat kisahnya, saya harus membaca ulang kisah tersebut. Namun, yang saya yakini ialah nilai persatuan di antara semua umat manusia, terlepas dari latar belakang, tradisi, serta negara yang berbeda. Kita semua adalah umat manusia yang sama,” ucap Dalai Lama.

Relief Jataka Mala di Candi Borobudur

Kisah Jataka tidak hanya ditampilkan dalam bentuk karya tekstual atau tulisan saja. Mahakarya ini turut dituangkan dalam dinding relief Candi Borobudur, Jawa Tengah. Ketika melihatnya, ada banyak pesan moral yang bisa diambil.

Baca juga: Candi Borobudur: Candi Terbesar di Dunia

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, relief Jataka menceritakan kisah Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Sidharta. Relief ini menggambarkan perbuatan Sang Bodhisatwa yang berbeda dari makhluk lainnya.

Salah satu contohnya relief Jataka, mengisahkan tentang kebaikan hati seekor kelinci yang mempunyai banyak teman. Suatu hari Dewa Cakra menyamar sebagai brahmana tua. Kemudian hewan di hutan, termasuk kelinci tersebut berupaya memberi persembahan.

Oleh karena kelinci tersebut tidak mempunyai apa-apa, akhirnya ia mengorbankan dirinya untuk masuk ke dalam api agar dimakan brahmana tersebut. Kisah ini mengandung pesan moral supaya kita bisa menghormati serta melayani tamu dengan rasa tulus.

Selain pesan moral di atas, masih ada banyak nilai yang bisa didapat dari kisah Jataka. Tentunya nilai dan pesan moral tersebut menjadi pedoman bagi manusia, khususnya umat Buddha, dalam kehidupan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com