Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa dan Bagaimana Kamus Dibuat?

Kompas.com - 16/05/2021, 15:00 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dari kamus kita bisa menemukan arti dari suatu kata yang tidak dimengerti. Kamus juga membantu kita mengetahui jenis suatu kata, apakah kata kerja, kata penghubung, kata benda, dan sebagainya.

Dalam kamus juga biasanya dilampirkan cara penggunaan suatu kata dalam suatu kalimat dan kata penghubung.

Tanpa kamu sadari kamus terus-menerus berkembang, kata-kata di dalamnya terus-menerus bertambah dan berubah.

Hal tersebut karena bahasa manusia berubah dan berkembang seiring dengan zaman serta ilmu pengetahuan. Di sinilah para penulis kamus bekerja setiap hari, memperhatikan perkembangan bahasa dan memasukkan kata-kata baru pada kamus setiap harinya.

Tahukah kamu siapa yang membuat kamus dan bagaimana kata per kata dimasukkan ke dalam kamus? 

Baca juga: Apakah Kraken Si Monster Laut Benar Ada di Dunia Nyata?

Leksikografer, penulis kamus

Dilansir dari Thought Co., Orang yang menulis kamus dinamakan dengan leksikografer sedangkan proses menulis, mengedit, dan menyusun kamus disebut dengan leksikografi.

Leksikograf harus banyak membaca dan mempelajari frasa baru dalam suatu bahasa untuk kemudian dapat menuliskan kata atau frase tersebut ke dalam kamu.

Bagaimana suatu kata bisa dimasukkan ke dalam kamus?

Berdasarkan situs Merriam-Webster, sebuah kata dapat dimasukkan ke dalam kamus jika digunakan oleh banyak orang dan semuanya setuju bahwa kata itu memiliki arti yang sama.

Dengan kata lain, semakin sering suatu kata baru dipakai maka akan semakin besar kemungkinan kata tersebut diperhatikan oleh seorang leksikografer. Dan semakin besar pula kemungkinan kata tersebut akan dimasukkan ke dalam kamus.

Sebelum dimasukkan ke dalam kamus, suatu kata atau frasa baru akan diteliti terlebih dahulu. Dilansir dari Oxford English Dictionary, frasa baru akan dipelajari pengucapan, bentuk, etimologi, definisi, contoh kutipan, dan pengertian lainnya yang mungkin dimiliki frasa tersebut berdasarkan sumber yang akurat.

Baca juga: Bukan Korsel, Inilah Negara dengan Operasi Plastik Tertinggi di Dunia

Dilansir dari Wonderpolis, frasa baru tersebut harus dapat digunakan secara luas, memiliki definisi yang jelas, dan ditemukan dalam berbagai kutipan publikasi dalam periode waktu yang signifikan untuk dapat masuk ke dalam kamus.

Jadi, seorang leksikografer tidak hanya memperhatikan kata yang banyak digunakan tapi definisi jelas makna kata tersebut dan penggunaanya dalam bahasa.

Salah satu contohnya adalah kata tweet dalam kamus bahasa inggris awalnya hanya berarti suara kicau burung (menciak).

Namun seiring dengan kemajuan zaman dan penggunaan media sosial Twitter, kata tweet pada kamus didefinisikan menjadi dua arti yaitu kiacauan burung dan sebuah komentar singkat di Twitter.

Kata tweet digunakan oleh banyak orang juga dalam banyak kutipan. Arti tweet juga disepakati oleh orang-orang yang menggunakannya sebagai postingan singkat dalam media sosial Twitter, inilah mengapa kata tweet dengan arti selain kicauan burung dimasukkan ke dalam kamus sebagai kata kerja.

Baca juga: Sheepshead, Ikan Bergigi Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com