Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Bidu, Media Mencari Jodoh di NTT

Kompas.com - 08/03/2021, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Tari Bidu berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya daerah Belu.

Tari Bidu diwariskan secara turun-temurun sebagai tarian untuk mencari jodoh oleh masyarakat. Tarian ini memang ditampilkan oleh pemuda dan pemudi masyarakat setempat.

Dalam buku Kebudayaan Suku-Suku Bangsa di Nusa Tenggara Timur (1976) oleh Hidayat, dalam tradisi Belu, ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh pemuda dan pemudi sebelum pernikahan.

Para pemudan dan pemudi harus melakukan Hameno Bidu, yaitu perjanjian dan perencanaan.

Kemudian pemuda dan pemudi saling bertemu ditempat tari Bidu akan dilaksanakan. Dalam tarian tersebut para pemuda menari satu persatu sembari memilih wanita yang disukainya.

Baca juga: Tari Cangget, Tarian Tradisional Provinsi Lampung

Setelah mereka sama-sama setuju kemudian dilanjutkan dengan proses Hanimak. Hanimak adalah proses pengenalan antara pemuda dan pemudi atas izin orangtua.

Setelah ada kecocokan, kemudian masuk ke proses Binor, saling tukar dan menyimpan barang masing-masing seperti kain, pakaian, dan lainnya.

Dalam peminangan, biasanya membawa barang yang disebut Mama Lulik yang dilanjutkan dengan Mama Tebes. Mama Tebes artinya merencanakan pernikahan.

Gerak tari Bidu

Tari Bidu dibawakan oleh penari perempuan dan pria dengan jumlah delapan atau lebih penari perempuan serta 1-2 penari pria.

Pentas tari diawali penari perempuan yang menyuguhkan sirih dan pinang kepada beberapa penonton atau tamu terhormat yang datang.

Baca juga: Tari Kancet Papatai, Tarian Perang dari Kalimantan Timur

Gerakan tangan penari perempuan sangat lembut dan berjalan ditempat. Sedangkan penari pria mengelilingi penari perempuan dengan gerakan yang khas.

Gerakan penari perempuan menggambarkan keanggunan seorang puteri dan untuk penari pria mencerminkan seseorang yang siap untuk memilih calon pendampingnya.

Busana dan alat musik

Berdasarkan buku Kemdikbud Adat Istiadat Daerah Nusa Tenggara Timur (1981), penari Bidu menggunakan pakaian adat lengkap dengan aksesorinya.

Penari perempuan menggunakan kain sarung panjang dari dada sampi kaki. Selain itu juga menggunakan ikat kepala, kalung, ikat pinggang, dan gelang.

Untuk penari pria menggunakan baju lengan panjang dan kaim selampang pada bagian atas, sarung untuk bawahan, serta ikat kepala khas Belu.

Baca juga: Tari Balean Dadas, Tarian Minta Kesembuhan dari Kalimantan Tengah

Alat musik pengiring tari Bidu, yaitu Biola, Sasando, dan Gitar dengan irama bertempo cepat. Iringan musik tersebut dipadukan dengan nyanyian lagu adat khas Belu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com