Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Kecak, Tari Tradisional Bali dengan 50 Penari Pengiring

Kompas.com - 03/03/2021, 15:25 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Tari Kecak merupakan tari tradisional drama tari khas dari Bali. Tarian ini menggambarkan cerita pewayangan, khususnya Ramayanan yang disajikan dengan seni gerak dan tarian.

Tari Kecak menjadi salah satu kesenian tradisional yang masih terkenal hingga saat ini. Selain sebagai warisan budaya, tarian ini menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bali.

Berdasarkan buku Teori Tari Bali (1980) oleh Nyoman Djayus, tari Kecak awalnya berasal dari tari sakral Sang Hyang.

Tari Sang Hyang hanya dipertunjukan pada hari-hari tertentu dalam budaya masyarakat Bali. Tari Sang Hyang adalah tarian Kerawuhan, karena pada waktu menari para penari kemasukan roh.

Baca juga: Tari Seudati, Tarian Pengikat Tali Persaudaraan di Aceh

Tari Sang Hyang disebut juga Cek atau tari Kera. Disebut tari Kera karena gerak-geriknya menyerupai gerak-gerik dan suara kera.

Kemudian pada tahun 1930-an seorang seniman Bali bernama Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman, Walter Spies menciptakan tari Kecak yang terinspirasi dari tari Sang Hyang.

Tarian ini bersifat massal dan mementingkan nyanyian bersama tanpa iringan tabuhan atau gamelan.

Tari ini biasanya menceritakan Ramayanan, dimulai dari penculikan Dewi Shinta oleh Rahwana sampai peperangan Alengkadiraja. Jalan ceritanya diambil singkat tanpa menyimpang jauh dari isi cerita seutuhnya.

Busana dan properti

Selama melakukan pertunjukan, penari menggunkan busana yang sesuai dengan peran dalam tari Kecak. Beberapa peran dalam tarian Kecak, yaitu Rama, Dewi Shinta, Rahwana (Prabu Dasamuka), dan Hanoman.

Baca juga: Ragam Gerak Tari Tunggal

Kemudian penari pengiring yang mengelilingi penari inti menggunakan celana hitam sepanjang lutut dan ditambah kain motif kotak-kotak hitam putih sebagai selendang.

Dalam tarian tersebut juga terdapat bara api yang menjadi salah satu properti tari Kecak. Beberapa penari terpilih akan menginjang bara api dengan kaki telanjang.

Hal inilah yang membuat tari Kecak dikenal sebagai tarian sakral dan terdapat kesan mistis di dalamnya.

Bunga Kamboja juga digunakan sebagai pelengkap properti. Bunga ini diselipkan pada telinga dan menjadi ciri khas tersendiri bagi kesenian tari Kecak.

Pola tari Kecak

Tari kecak adalah tarian tradisional dari Bali yang memiliki pola lantai melengkung.

Dalam buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara (2012) oleh Resi Septiana Dewi, tari Kecak didukung oleh beberapa faktor penting.

Baca juga: Tari Lengger Lanang, Tarian Tradisional Banyumas

Dalam pementasan tari Kecak, musik yang dihasilkan adalah perpaduan suara anggota penari "cak" yang berjumlah sekitar 50-70 orang yang semuanya membuat musik secara akapela.

Terdapat beberapa orang yang dipilih sesuai dengan tugasnya, yaitu:

  1. Satu orang bertindak sebagai pemimpin yang memberikan nada awal.
  2. Satu orang bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah.
  3. Satu orang sebagai penembang solo
  4. Satu orang sebagai ki dalang yang mengatur alur cerita

Lalu, bagaimana adegan gerakan pada tari kecak?

Gerak penari Kecak tidak harus mengikuti pakem-pakem tari yang diiringi oleh gamelan. Sehingga gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com