KOMPAS.com - Budaya menjadi ciri serta identitas suatu daerah, salah satunya Tari Seudati yang berasal dari Provinsi Aceh Darussalam.
Berdasarkan jurnal Karakteristik Tari Seudati Pada Masyarakat Kabupaten Pidie (2013) oleh Arki Winarti, tari Seudati merupakan salah satu tarian yang masih berkembang hingga saat ini di Aceh.
Tari ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh. Fungsi awal tari Seudati awalnya sebagai tarian pengikat tali persaudaraan antarwarga dengan berbalas pantun.
Saat ini sesuai perekmbangannya, tari Seudati menjadi tari pertunjukan dan menjadi ikon bagi provinsi Aceh. Tari Seudati berasal dari Desa Gigieng, Kecamatan Sigli, Kabupaten Pidie.
Baca juga: Ragam Gerak Tari Tunggal
Tari Seudati memiliki makna ‘syahadati’ atau ‘syahadatain’ yang berarti kesaksian atau pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.
Awalnya tarian ini dilakukan dalam posisi duduk diiringi pantun-pantun yang di lakukan secara bergantian. Diselenggarakan di musholah-musholah.
Dengan berkembangnya zaman tari Seudati mengalami perubahan yang dahulunya tarian Seudati dilakukan secara duduk sekarang dilakukan secara berdiri.
Dalam buku Diskripsi Tari Seudati (1991) oleh Asli Kesuma, ciri khas tarian Seudati adalah heroik, gembira, dan kebersamaan.
Ketika menarikan, bagian tubuh bergerak. Gerakan-gerakan pokok pada tari Seudati yaitu:
Baca juga: Tari Gantar, Tarian Kegembiraan Menanam Padi
Gerakan tersebut merupakan gerak dasar dalam gerak tari Seudati. Cara melakukan gerakan terbagi atas dua, yaitu:
Tari Seudati memiliki beberapa bagian dengan ciri khas masing-masing. Adapun babak dalam tari Seudati adalah:
Masing-masing babak memiliki karakter kepahlawanan, kekompakan, dan ketegasan gerak tari.
Dalam tari Seudati juga memiliki beberapa pola lantai, seperti puto taloe, lidah jang, lang-leng, bintang buleun, tampong, binteh, tulak angen, dapu dan kapai teureubang.
Baca juga: Contoh Tari Kreasi Berpasangan
Tari Seudati tidak menggunakan alat musik eksternal, melainkan membunyikan petikan jari, hentakan kaki, tepukan di dada serta syair-sayair yang dilantunkan oleh dua narator yang disebut Aneuk Syahi.
Tari Seudati umumnya dilakukan oleh 10 orang yang terdiri dari: