Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Dinosaurus Punah?

Kompas.com - 21/02/2021, 16:42 WIB
Silmi Nurul Utami,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinosaurus merupakan hewan besar dengan bentuk unik yang tidak dimiliki oleh hewan di Bumi sekarang ini.

Dinosaurus bukanlah hewan fiksi atau karangan, melainkan makhluk hidup nyata yang pernah hidup di Bumi.

Dilansir dari National Geographic, Dinosaurus hidup di seluruh permukaan Bumi selama setidaknya 230 juta tahun.

Namun secara tiba-tiba punah kurang dari 66 juta tahun yang lalu bersama dengan sepertiga spesies makhluk hidup lainnya di muka Bumi.

Sehingga saat ini kita hanya bisa melihat dinosaurus dari fosil di museum saja. Kepunahan secara tiba-tiba ini menggiring banyak teori tentang bagaimana dinosaurus bisa punah.

Teori Vulkanisme

Planet Bumi memiliki aktivitas vulkanik yang selalu aktif membuat para ilmuan beranggapan bahwa aktivitas ini dapat memusnahkan dinosaurus.

Teori vulkanisme beranggapan bahwa pegunungan vulkanik terbesar di Dunia yaitu Deccan Traps meletus sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Dilansir dari Volcano World, Deccan Traps meletus mengeluarkan lava dan gas dalam jumlah besar yang menutupi Bumi selama bertahun-tahun.

Aktivitas vulkanis ini menyebabkan perubahan iklim Bumi. Dinosaurus tidak bisa beradaptasi atas perubahan iklim dan akhirnya punah dari Bumi.

Baca juga: Bukan Asteroid, Ini Lho Teori Baru Penyebab Punahnya Dinosaurus

Teori Asteroid

Teori asteroid dikemukakan oleh Luis Alvarez yang merupakan pemenang Nobel di bidang radiasi dan penelitian nuklir. Bersama dengan putranya Walter Alvarez yang merupakan seorang ahli geologi, mereka mengemukakan bahwa 66 juta tahun yang lalu Bumi dihantam oleh asteroid dari sabuk utama Tata Surya.

Dilansir dari National Geographic, Alvarez menemukan zat iridium yang berasal dari asteroid pada lapisan kapur Paleogen (tempat fosil dinosaurus ditemukan).

Sehingga mereka menyimpulkan bahwa dinosaurus punah karena hantaman asteroid tersebut. Hantaman asteroid membunuh seketika dinosaurus yang dihantamnya.

Hantaman tersebut memenuhi Bumi dengan banyak debu, gas, radiasi, dan puing-puing yang merubah iklim Bumi dan menutupinya dari Matahari dalam waktu yang lama. Hal ini membuat dinosaurus tidak dapat bertahan hidup sehingga berakhir dengan kepunahan masal.

Baca juga: Perubahan Iklim 200 Juta Tahun Lalu Bantu Migrasi Dinosaurus ke Greenland

Teori Komet

Teori komet adalah teori terbaru yang hampir sama dengan teori asteroid oleh Alvarez. Namun teori komet mengemukakan bahwa kepunahan dinosaurus dikarenakan hantaman komet.

Dilansir dari The Harvard Gazette, komet tersebut berasal dari awan Oort (bola puing di tepi Tata Surya) yang terbentur oleh medan gravitasi Jupiter.

Benturan dengan gravitasi Jupiter meningkatkan kecepatan komet, hal ini seperti Jupiter yang menendang bola. Komet ini kemudian menghantam Bumi dan melepaskan energi besar berupa ledakan. Hantaman ini mengaktivkan aktivitas vulkanik gunung berapi dan memicu gempa Bumi.

Hantaman komet juga menghasilkan debu, gas, radiasi, dan puing-puing yang memenuhi atmosfer. Membuat atmosfer Bumi menjadi hitam dan tidak tertembus Matahari. Hal ini menyebabkan perubahan iklim mendadak dan menggiring Bumi pada suhu yang sangat dingin.

Makhluk besar seperti dinosaurus yang tidak dapat beradaptasi kemudian mengalami kematian masal hingga punah dalam waktu singkat. Teori ini didukung oleh penemuan chondrite berkarbon di kawah-kawah Bumi hasil tumbukan pecahan komet tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com