KOMPAS.com - Koteka atau Holim dan Rok Rumbai merupakan salah dua pakaian adat dari Provinsi Papua.
Koteka adalah pakaian khusus yang dipakai untuk menutupi tubuh bagian bawah laki-laki dibeberapa suku di Papua. Kata koteka berasal dari salah satu suku di Paniai yang artinya pakaian.
Rok rumbai yang dibuat dari daun sagu kering dipakai kaum perempuan.
Dikutip dari buku Etnografi Pembangunan Papua (2019) karya Mulyadi, Suku Dani adalah suku utama yang mendiami Lembah Baliem wilayah Pegunungan Tengah di Kabupaten Jayawiyaja dan Puncak Jaya.
Di sana pakaian tradisional berupa koteka untuk laki-laki yang terbuat dari buah labu yang dikeringkan.
Untuk perempuan adalah wah (rok) rumbai yang terbuat dari serat kayu atau rumput di daerah terpencil masih digunakan.
Baca juga: Paksian, Pakaian Tradisional Khas Bangka Belitung
Papua memiliki bentuk pakaian yang hampir sama baik laki-laki dan perempuan. Model penutup badan bagian bawah dan bajunya sama.
Dikutip dari buku Perhiasan Tradisional Indonesia (2000) karya Muhammad Husni dan Tiarma Rita Siregar, Koteka atau holim adalah pakaian tradisional yang unik untuk laki-laki terbuat dari labu cina (kalabasah) bentuknya runcing.
Pada bagian ujung diberi hiasan bulu burung atau bulu ayam hutan. Di mana berfungsi untuk menutup alat kelamin.
Untuk teknik penggunaan koteka agar tidak jatuh, diikat keseputar pinggang dengan tali halus berwarna hitam.
Baca juga: Teluk Belanga dan Kebaya Labuh, Pakaian Adat Kepulauan Riau
Ada tiga cara penggunaan koteka yakni:
Untuk jenis ukuran koteka tergantung besar kecilnya fisik pemakai. Besarnya koteka juga sering hanya aksesoris bagi pemakai.
Ada dua ukuran koteka, yakni holim kecil (halus) dan holim pendek besar. Jenis koteka kecil terdapat di daerah lembah Baliem, terutama di Kecamatan Wamena Kota, Kecamatan Asologaima dan Kecamatan Kurulu, ukuran bagian bawahnya sedang dan atasnya runcing.
Baca juga: Cara Menghargai Jasa Pahlawan dan Meneladani Sikapnya
Sebagian masyarakat Dani mengenakan koteka yang ukurannya pendek dan besar.