Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Gandrung Banyuwangi

Kompas.com - 08/02/2021, 15:15 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Tari Gandrung tidak hanya ada di Lombok, tapi juga menjadi tarian khas dan ikon dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Tari Gandrung Banyuwangi biasanya disuguhkan dalam berbagai acara seperti menyambut musim panen raya, resepsi pernikahan, atau khitanan.

Dilansir dari situs Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, tarian Gandrung Banyuwangi pada awalnya dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat pasca dilakukan panen.

Tarian ini dipentaskan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan paju.

Dalam pertunjukkannya, tari Gandrung Banyuwangi diiringi oleh musik khas daerah Banyuwangi bernama Gamelan Osing.

Baca juga: Tari Yospan, Tarian Persahabatan Khas Papua

Dikutip dari buku Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara (2017) karya Arina Restian, Gandrung adalah seni pertunjukkan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bari.

Tari Gandrung merupakan salah satu bentuk kebudayaan dari Suku Osing yang merupakan penduduk asli Banyuwangi.

Sejarah tari Gandrung Banyuwangi

Ada banyak versi mengenai awal munculnya tarian tersebut. Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan

Menurut laporan Scholte (1927) instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang, akan tetapi biola juga digunakan.

Namun, sekitar 1890-an gandrung laki-laki tersebut perlahan berkurang dan lama-kelamaan hilang dari pentas Tari Gandrung Banyuwangi.

Baca juga: Tari Salai Jin, Tarian Tradisional Maluku Utara

Hal itu diduga karena ajaran Islam melarang laki-laki berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914.

Selanjutnya muncul tarian Gandrung Semi yang ditarikan oleh seorang wanita.

Nama Semi, merupakan nama seorang anak kecil perempuan yang waktu itu masih berusia 10 tahun pada 1895. Ia menderita penyakit yang cukup parah, segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun.

Namun, Semi tidak kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti "Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing" (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi).

Semi ternyata sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com