Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Pamonte, Tari Khas Sulawesi Tengah

Kompas.com - 02/02/2021, 16:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Seorang Tadulako berperan sebagai pemimpin tari dan memberikan aba-aba kepada para panari lainnya.

Gerakan tari Pamonte

Dengan mengenakan busana khas layaknya para petani, penari menari dengan gerakan yang khas mengikuti alunan musik pengiring.

Baca juga: Pergelaran Tari: Pengertian, Maksud dan Tujuan

Di mana para penari membawa Dengan mengenakan busana yang khas layaknya para petani, seperti membawa alat-alat Toru atau tudung (topi), Alu (nalu) alat menumbuk padi, bakul (bingga) tempat padi dan padi (pae).

Namun, setelah mengalami perubahan maka alat-alat yang dipakai hanyalah Tudung (taro) dan Selendang (salenda).

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut ragam gerak tari Pamonte:

  • Gerak I, netabe artinya menghormat
  • Gerak II, momonte artinya memetik padi (menuai)
  • Gerak III, manggeni pae ri sapo artinya membawa padi ke rumah
  • Gerak IV, manggaeni pae ri nonju artinya membawa padi ke lesung
  • Gerak V, mombayu pae artinya menumbuk padi
  • Gerak VI, mosidi artinya menapis
  • Gerak VII, maggeni ose artinya membawa beras
  • Gerak VIII, meaju, Rano, Raego Mpae artinya ucapan syukur sambil bernyanyi bersama tanda kegembiraan mendapatkan hasl yang memuaskan.

Baca juga: Persiapan Pergelaran Tari

Tari Pamonte disajikan dengan jumlah penari selalu ganjil yaitu 9,13,17,21 dan seterusnya.

Pada 1957, tari Pomonte diperagakan oleh penari wanita berjumlah 21 orang. Kemudian menjadi 16 orang dan diubah lagi menjadi 17 orang penari.

Ciri khas tari Pamonte

Tari Pamonte memiliki ciri khas. Di mana para penari menggunakan todung dan selendang serta busana pasau atau blus los tangan panjang.

Kemudian buya sambe (sarung tangan) atau rok batas lutut model lipat memakai renda.

Pertunjukan tari Pamonte diiringi oleh musik tradisional seperti Ngongi, Ganda dan alat musik tradisional Sulawesi Tengah lainnya, seperti suling (suli), gendang (gimba), gong (tawa-tawa).

Selain itu juga diiringi dengan nyanyian syair adat yang dinyanyikan oleh pengiring vokal. Gerakan para penari, biasanya juga mengikuti syair yang dibawakan agar terlihat lebih padu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com