Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi Agus Salim dalam Memperjuangkan Kemerdekaan RI

Kompas.com - 17/12/2020, 13:03 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasca proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia bekerja keras mendapatkan pengakuan Internasional untuk memperkuat status negara Indonesia di mata dunia.

Untuk mendapat pengakuan Internasional, pemerintah Indonesia banyak melakukan upaya diplomasi dengan negara-negara Asia, Afrika dan forum Internasional PBB.

Indonesia mengirimkan beberapa diplomat yang cakap untuk menjalin hubungan dan berunding dengan negara-negara di dunia.

Salah satu diplomat ulung yang berperan besar dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia adalah Agus Salim.

Dalam buku H. Agus Salim (1884-1954): Tentang Perang, Jihad dan Pluralisme (2014) karya St Sularto, Agus Salim mendapat julukan sebagai The Grand Old Man karena kepiawaiannya dalam melakukan perundingan dengan negara-negara Arab serta memimpin delegasi Indonesia di forum PBB tahun 1947.

 Baca juga: Diplomasi Sutan Sjahrir dalam Memperjuangkan Kemerdekaan RI

Perundingan pendahuluan di Jakarta

Peranan Agus Salim dalam diplomasi bermula ketika ia ditunjuk sebagai wakil Indonesia dalam perundingan pendahuluan antara Indonesia dan Belanda di Jakarta.

Perundingan ini berlangsung pada 23 Oktober 1945 untuk membahas konflik antara Indonesia dan Belanda pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Dalam perundingan pendahuluan ini, Agus Salim mengungkapkan argumen bahwa Indonesia bukan bagian dari Kerajaan Belanda.

Argumen tersebut didasarkan pada realita bahwa Belanda telah kalah perang dan menyerah kepada Jepang pada tahun 1942. Maka dari itu, Belanda tidak memiliki dasar kekuasaan atas Indonesia.

Baca juga: Pengakuan Negara-Negara Arab terhadap Kemerdekaan Indonesia

Misi diplomatik Indonesia ke Negara Arab

Dalam jurnal Diplomasi RI di Mesir dan Negara-Negara Arab pada tahun 1947 (2007) karya Suranta Abd. Rahman, pemerintah Indonesia menunjuk Agus Salim sebagai ketua dalam misi diplomatik Indonesia ke negara-negara Arab pada bulan April-Juli 1947.

Misi diplomatik Indonesia di negara-negara Arab bertujuan untuk menghimpun pengakuan kemerdekaan dari negara-negara Arab untuk Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki kepentingan untuk menjalin hubungan baik dengan negara-negara Arab demi menghadapi sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan Agustus 1947.

Pada perkembangannya, Agus Salim berhasil memimpin tim delegasi Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari negara Mesir, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Yaman.

Keberhasilan misi diplomatik Indonesia di negara-negara Arab tidak terlepas dari kemampuan penguasaan bahasa Arab serta keahlian argumentasi Agus Salim.

Baca juga: Respons Vatikan terhadap Kemerdekaan Indonesia

Sidang Dewan Keamanan PBB

Pada 14 Agustus 1945, Agus Salim kembali ditunjuk sebagai delegasi Indonesia dalam sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Succes, New York.

Dalam sidang ini, Agus Salim dan tim delegasi Indonesia mengungkapkan data dan fakta peristiwa Agresi Militer belanda I.

Berkat pidato dari Agus Salim dan tim delegasi, Indonesia berhasil mendapatkan dukungan dari mayoritas peserta sidang PBB terkait permasalahan Agresi Militer Belanda I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com