KOMPAS.com - Kritik sastra adalah karangan yang ditujukan untuk menanggapi suatu hal. Esai adalah karangan pribadi tentang apa saja. Ketika menulis kritik dan esai, kita perlu memperhatikan sistematika dan kaidah kebahasaan.
Berikut ini penjelasan singkat sistematika dan kebahasaan kritik dan esai:
Dalam Keterampilan Menulis (2016) karya H Dalman, mengarang adalah proses pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan yang disampaikan. Melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana yang utuh) dalam bentuk tulisan.
Karangan kritik akademis maupun nonakademis memiliki kesamaan, yaitu berisi tanggapan atau komentar mengenai obyek atau subyek tertentu.
Baca juga: Unsur-unsur Kritik dan Esai
Berikut ini sistematika kritik sastra, yaitu:
Penulisan kritik harus obyektif, sehingga gaya kepenulisan dan pandangan pribadi penulis harus dibatasi.
Kritik dapat menjadi koreksi atau penilaian. Oleh sebab itu, penulisannya sebisa mungkin dapat dicerna dengan baik oleh khalayak.
Baca juga: Langkah-langkah Menyusun Kritik Sastra dan Esai
Kritik menekankan pada detail dan terdapat kaidah kebahasaan tersendiri. Sehingga seringkali tidak dapat dibaca dengan santai seperti esai.
Berikut ini beberapa kaidah kebahasaan kritik:
Baca juga: Perbedaan Kritik Sastra dan Esai
F. Rahardi dalam Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai (2006) mengungkapkan, dalam ilmu jurnalistik, esai adalah analisis penulis yang diambil dari sudut pandang beberapa disiplin ilmu, dengan subyektivitas yang khas dari penulisnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan