Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Gereja di Eropa

Kompas.com - 12/11/2020, 14:18 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Reformasi Gereja di Eropa tidak terlepas dari gagasan Renessaince yang mulai berkembang di Italia pada awal abad ke-15 Masehi.

Paham-paham baru seperti sekulerisme, individualisme dan humanisme berusaha untuk meruntuhkan dominasi gereja dari tatanan kehidupan masyarakat Eropa.

Reformasi Gereja adalah upaya untuk melakukan perubahan ajaran kekristenan, agar sesuai dengan Alkitab. Reformasi Gereja di Eropa berlangsung pada pertengahan abad ke-15 Masehi.

Dampak Reformasi Gereja pada abad XVI bagi perkembangan agama Nasrani adalah agama Nasrani terpecah menjadi dua, yaitu Katolik Roma dan Kristen Protestan.

Latar Belakang

Dalam buku Sejarah EropaDari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) Wahyudi Djaja, dijelaskan beberapa latar belakang Reformasi Gereja, yaitu: 

  • Adanya penyimpangan ajaran Kristen, terutama karena adanya praktik penjualan surat pengampunan dosa.
  • Korupsi yang dilakukan oleh uskup dan petinggi agama Kristen
  • Adanya keinginan dari negara Eropa untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus
  • Sikap gereja lama yang cenderung otoriter

Baca juga: Zaman Renaissance di Eropa: Perkembangan dan Tokohnya

Konsep pengampunan dosa (indulgensi) di Eropa sebelum reformasi Gereja dilakukan. britannica.com Konsep pengampunan dosa (indulgensi) di Eropa sebelum reformasi Gereja dilakukan.
Kronologi

Reformasi Gereja dipelopori oleh Martin Luther (1483-1548) yang merupakan seorang pastor dan profesor di Universitas Wittenberg, Jerman.

Martin Luther pada tahun 1517 mengeluarkan 95 tesis yang berisikan protes terhadap konsep pengampunan dosa (indulgensi) yang dilaksanakan oleh Paus.

Tesis tersebut disebar oleh Martin Luther di berbagai pintu gereja di Wittenberg. Peristiwa tersebut merupakan awal mula dari gerakan Reformasi Gereja di Eropa.

Gerakan protes dari Martin Luther mendapatkan reaksi yang keras dari pihak gereja. Pada tahun 1521, gereja melakukan pengucilan terhadap Martin Luther.

Baca juga: Kejayaan Eropa: Motivasi dan Nafsu

Pengucilan Martin Luther tidak membuat gerakan Reformasi Gereja surut. Gerakan Martin Luther yang mendapatkan dukungan dari pemimpin-pemimpin Jerman mampu meruntuhkan kekuasaan Paus di wilayah Jerman.

Untuk mengganti gereja lama, Martin Luther mendirikan Gereja Lutheran yang menjadi gereja negara Jerman. Reformasi Gereja juga berkembang di negara-negara Eropa lain.

Menurut buku Sejarah Pemikiran Reformasi (1997) karya Allister McGrath, Jean Calvin dari Perancis (1509-1564) memimpin sebuah ajaran bernama Calvinis yang pengikutnya berasal dari Belanda, Inggris dan Skotlandia. Selain itu, mucul pula ajaran anglikanisme yang dipimpin oleh raja Henry VIII Tudor di Inggris.

Gerakan Prosestan yang muncul pada tahun 1930 di Eropa dilatarbelakangi oleh desakan mengembalikan ajaran agama sesuai Alkitab dan ajaran Kristen awal.

Baca juga: Uni Eropa: Sejarah, Anggota, dan Tujuan

Dampak

Reformasi Gereja di Eropa memberikan dampak sebagai berikut:

  • Terbelahnya agama Kristen menjadi beberapa aliran
  • Timbulnya pembaharuan tatanan sosial, ekonomi, politik, dan budaya pada awal abad ke-16 Masehi.
  • Runtuhnya pengaruh kekuasaan Paus di negara-negara besar Eropa.
  • Munculnya gerakan misionaris untuk menyebarkan agama Kristen ke seluruh penjuru dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com