KOMPAS.com - Tapestri merupakan seni serat yang memiliki nilai estetika dan bisa berfungsi sebagai hiasan.
Penerapan karya tapestri bisa dijumpai pada bidang datar seperti hiasan dinding, karpet, permadani, handuk dan produk tekstil yang lain sebagainya.
Bahan serat yang digunakan pun cukup beragam yang dijalin sesuai pola tertentu.
Keindahan pada permukaan tekstil yang bisa kita lihat tidak lepas dari unsur visual yang harus diperhatikan ketika membuat karya seni ini.
Kreatifitas pembuatan karya seni tapestri harus dibarengi dengan pengetahuan mengenai unsur dan prinsip tapestri itu sendiri.
Baca juga: Tapestri: Pengertian, Alat dan Bahan Membuatnya
Karya tapestri yang dekoratif pada permukaan tekstil memiliki keunikan tersendiri. Dalam karya tapestri, proses pembuatannya mementingkan beberapa prinsip.
Berikut prinsip yang dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya sesuatu karya seni.
Karya seni diatur supaya memiliki daya tarik yang sama di tiap sisinya. Prinsip keseimbangan ini membagikan pengaruh besar pada kesan sesuatu lapisan unsur- unsur seni rupa.
Prinsip ini merupakan wadah unsur- unsur lain di dalam seni rupa sehingga unsur- unsur seni rupa sama- sama berhubungan satu sama lain serta tidak berdiri sendiri.
Baca juga: Teknik Tapestri
Sehingga faktor seni rupa bakal bersatu padu dalam membangun suatu komposisi yang indah, serasi, serta menarik. Prinsip kesatuan menjadi bahan awal mula komposisi karya seni.
Prinsip yang menyatukan faktor yang terdapat di dalam seni rupa dari bermacam wujud berbeda.
Keselarasan timbul dengan terdapatnya kesesuaian, kesamaan, serta tidak berlawanan.
Keselarasan dapat mencuat dengan metode mengendalikan corak, pencahayaan, wujud dengan apik ataupun tidak sangat mencolok satu sama lain.
Tujuan prinsip harmoni ini agar menghasilkan perpaduan yang selaras.
Adapun unsur-unsur visual yang dapat dilihat wujudnya dalam karya tapestri diantaranya adalah:
Baca juga: Fungsi dan Bentuk Seni Rupa