Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Lapangan dalam Permainan Tenis

Kompas.com - 13/10/2020, 10:30 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Ari Welianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tenis merupakan permainan yang dilakukan dengan menggunakan bola kecil yang dipukul dengan raket dan harus melewati jaring atau net yang digunakan sebagai pembatas antar pemain.

Permainan tenis sudah dimainkan sejak abad ke-15 oleh para keluarga bangsawan di Eropa. Saat itu, tenis rumput atau grass court tennis meraih popularitasnya pada 1874.

Lapangan tenis salah satu eleman vital dalam permainan tenis. Karena tanpa lapangan yang memadai, maka akan sulit memainkan permainan tenis. 

Tahukah kamu kalau ternyata permainan tenis memiliki tiga jenis lapangan yang berbeda?

Ada beberapa jenis lapangan yang biasa dipakai untuk permainan tenis dalam setiap perlombaan. 

Baca juga: Apa Perbedaan Jalan Cepat dengan Lari?

Jenis lapangan tenis

Berikut adalah penjelasan yang dilansi dari My Active SG dan Top Notch Tennis:

  • Grass Courts

Lapangan grass courts terbuat dari rumput sehingga memiliki permukaan yang lebih licin. Jenis lapangan ini sering digunakan di kompetisi Wimbledon.

Jenis tanahnya yang lebih lembut dan tidak rata, membuat pantulan bola tenis menjadi lebih rendah serta bergerak lebih cepat. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kualitas rumput.

Tidak hanya itu, biaya pemeliharaan untuk perawatan grass courts jauh lebih besar karena rumput harus sering disiram dan dipotong.

Ketika hujan, lapangan juga menjadi susah kering. Walau begitu, permukaan tanah dari grass courts lebih 'ramah', artinya atlet tidak akan terluka parah ketika jatuh.

  • Hard Courts

Jenis lapangan ini lebih mudah dirawat karena terbuat dari aspal atau beton yang kemudian ditutup dengan lapisan sintetis atau akrilik (bahan kimia).

Baca juga: Lari Estafet: Pengertian dan Sejarahnya

Oleh karena jenis permukaannya lebih keras, maka pantulan bola lebih tinggi, lebih mudah ditebak serta lebih lambat dibanding grass courts. 

Pantulan bola sangat dipengaruhi oleh jumlah pasir yang terkandung dalam lapisan sintetis atau akriliknya.

Petenis nomor tiga dunia, Roger Federer mengembalikan bola dari lawannya Damir Dzumhur dalam empat set di US Open 2019. Federer memaksa Dzumhur bertekuk lutut dengan skor 3-6, 6-2, 6-3, dan 6-4.
KATHARINE LOTZE / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP Petenis nomor tiga dunia, Roger Federer mengembalikan bola dari lawannya Damir Dzumhur dalam empat set di US Open 2019. Federer memaksa Dzumhur bertekuk lutut dengan skor 3-6, 6-2, 6-3, dan 6-4.
Jika jumlah pasirnya banyak maka pantulan bola lebih lambat karena terdapat banyak gesekan. Sebaliknya, jika pasirnya sedikit maka pantulan bola akan lebih cepat.

Hard courts lebih mudah ditemui di Amerika Utara, baik untuk penggunaan umum maupun pribadi.

Selain itu, jenis lapangan ini juga sering digunakan dalam kejuaraan tenis di Amerika Serikat dan Australia. Ketika hujan tiba, lapangannya akan lebih cepat kering dibanding grass courts.

Menurut International Tennis Federation (ITF), hard courts merupakan democratic court, karena memiliki permukaan yang baik karena lebih rata.

Selain itu, jenis lapangan ini juga sagat cocok untuk dimainkan oleh banyak pemain.

Baca juga: Lompat Jauh: Sejarah dan Peraturannya

  • Clay Courts

Jenis lapangan ini sering digunakan dalam French Open Championships. Clay courts juga lebih banyak digunakan di Eropa dan Amerika Selatan.

Kecepatan bola dalam jenis lapangan ini lebih lambat dibanding hard courts dan pantulan bolanya jauh lebih tinggi.

Sama seperti grass courts, jenis lapangan ini juga membutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi karena garis lapangan harus lebih sering dicat.

Walau biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan dua jenis lapangan yang lain, namun clay courts membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik.

Warna lapangan pada clay courts tidak selalu berwarna merah bata, namun bisa juga berwarna hijau, yang terbuat dari basal (batuan beku) yang dihancurkan. Bisa juga berwarna abu-abu jika terbuat dari tanah liat alami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Negatif Hubungan Sosial

Dampak Negatif Hubungan Sosial

Skola
Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Skola
Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Skola
6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com