Dilansir dari Smithsonian Magazine, nenek moyang manusia modern di Afrika mengalami kekeringan yang mengancam keberlangsungan hidup mereka. Mereka berkembang di Horn of Africa atau Tanduk Afrika.
Dari sana, mereka mengembara dan berlayar melintasi Selat Bab al Mandab ke arah tenggara, tersebar di sepanjang pesisir India, Cina, hingga Nusantara dan Australia. Rute ini disebut "Southern Route".
Sementara ada pula "Northern Route" yang menyebut manusia berlayar meninggalkan Afrika melewat Lembah Nil dan Sinai, lalu menyebar ke dataran Eurasia.
Dikutip dari situs Kemdikbud, Bagyo Prasetyo, Profesor Riset bidang Arkeologi Prasejarah Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menuturkan, migrasi di Indonesia berlangsung sejak 2,5 juta tahun yang lalu.
Baca juga: Lembah Sungai Bengawan Solo, Tempat Tinggal Manusia Purba di Pulau Jawa
Migrasi manusia dari Afrika terus berlangsung hingga 4.000 tahun yang lalu. Sekitar 4.000 tahun yang lalu, ujar Sonny, berlangsung migrasi penduduk besar-besaran ke Kepulauan Nusantara, mereka disebut Penutur Austronesia.
Mereka menguasai lebih dari setengah belahan bumi yaitu dari Formosa (Taiwan) di utara sampai Indonesia di selatan, serta Madagaskar di barat hingga Oseania di bagian timur.
Para Penutur Austronesia ini memiliki rumpun bahasa yang sama, meskipun bahasa yang digunakan berbeda-beda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.