Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Keanekaragaman Hayati

Kompas.com - 01/09/2020, 18:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanakaragaman individu dalam satu spesies berupa varietes-varietes secara alami atau buatan .

Pada manusia terdapat keanekaragaman gen menunjukan sifat-sifat berbeda, seperti ukuran tubuh, warna kulit, warna mata, dan bentuk rambut.

  • Keanakeragaman jenis

Dalam keanekaragaman jenis dijumpai keseragaman individu, tapi antar jenis dijumpai keanekaragaman individu.

Di lingkungan sekitar banyak dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan dengan berbagai ciri-cirinya fisiknya.

Seperti bentuk dan ukuran tubuh, warna, dan kebiasaan hidup.

  • Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer (daratan) atau lautan.

Di bumi akan ditemukan makhluk hidup lain tidak hanya manusia. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya.

Baca juga: Ikan Asing Sumber Kerusakan Keanekaragaman Hayati Indonesia, Mengapa?

Lingkungan hidup meliputi kompoten biotek dan komponen abiotek. Komponen biotek meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu hingga makhluk hidup bersel banyak yang dapat dilihat langsung.

Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Kedua komponen tersebut sangat beragam dan bervariasi.

Maka ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dan abiotik pun bervariasi pula.

Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.

Hubungan timbal balik menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com