Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permasalahan yang Terjadi di Laut Indonesia

Kompas.com - 04/08/2020, 13:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

  • Masalah sampah

Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di laut.

Dikutip situs Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sampah plastik menjadi komponen terbesar sampah laut.

Baca juga: 3 Pembagian Wilayah Laut Indonesia

Sampah laut terdapat di semua habitan laut, mulai kawasan-kawasan padat penduduk hingga lokasi-lokasi terpencil yang tidak terjamah manusia.

Dari pesisir dan kawasan air dangkal hingga palung-palung laut dalam.

Kepadatan sampah laut beragam dari satu lokasi ke lokasi lain dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia, kondisi perairan atau cuaca, struktur dan perilaku permukaan bumi.

Sampah yang masuk ke laut umumnya mengandung banyak plastik dan logam yang mengalami proses pelapukan dan penguraian yang cukup lama yaitu 50 – 400 tahun.

Secara umum sampah laut berdampak sektor ekonomi dan pariwisata, mengganggu kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir dan kesehatan manusia.

Banyak biota yang memakan plastik (entangled) dan terjerat plastik (ingestion).

  • Perburuan ikan dengan cara merusak (destructive fishing)

Perburuan atau penangkapan ikan dengan cara merusak juga marak terjadi di wilayah laut Indonesia.

Baca juga: Daftar Laut Indonesia dan Manfaat Laut

Cara yang seringh ditemukan dengan menggunakan bahan yang berbahaya seperti portas dan sianida.

Ada juga yang menggunakan bahan peledak. Itu semua jelas dapat merusak sumber daya ikan dan lingkungan laut.

Selain itu dilakukan penangkapan ikan berlebihan.

Dilansir National Geographic, WWF mengatakan lebih dari 30 persen ikan dunia telah ditangkap secara cuma-cuma.

Beberapa ikan seperti tuna sirip biru Atlantik dibur secara berlebihan sehingga spesiesnya kini terancam punah.

  • Perburuan Hiu

Baca juga: Kekayaan Laut Natuna, Menyimpan Banyak Keramik Kuno

Meski sudah ada larangan, namun perburuan atau penangkapan hiu di perairan Indonesia semakin marak.

Mereka berburu hiu jenis apapun untuk diambil siripnya dan kemudian dijual.

Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai eksportir sirip hiu terbesar di dunia.

Kampanye Stop Shark Finning gencar dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak.

Negara-negara Uni Eropa juga telah melarang penuh upaya pemanfaatan hiu guna menjaga populasi predator tersebut di alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com