KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar. Berdiri sekitar abad ke-7 dan terus mengalami perkembangan yang pesat.
Perkembangan Sriwijaya dikarenakan letaknya yang strategis dan berada di jalur perdagangan internasional saat itu.
Selat Malaka dan Selat Sunda menjadi daerah yang berhasil dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Kedua selat tersebut adalah jalur perdagangan yang banyak dilalui negara-negara asing.
Berikut beberapa perkembangan Kerajaan Sriwijaya, yakni:
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia (2019) karya Edi Hernadi, ada beberapa faktor yang mendukung perkembangan Kerajaan Sriwijaya menjadi besar di Nusantara dan mancanegara.
Baca juga: Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara
Faktor-faktor pendorong perkembangan Kerajaan Sriwijaya:
Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan antara Asia Timur, Asia Selatan.
Pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berada Palembang yang terletak di tepi sungai Musi. Dengan letak yang sangat strategis mendorong para pedagang untuk melakukan kegiatan perdaganganya.
Selain itu Sriwijaya juga menguasai dua perairan laut penting dalam perdagangan nusantara yaitu Selat Malaka dan selat Sunda.
Selat tersebut merupakan jalur perdagangan internasional dari China ke India atau sebaliknya.
Di depan muara sungai Musi terdapat pulau-pulau yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di muara sungai Musi.
Kondisi itu sangat tepat untuk kegiatan pemerintahan dan pertahanan Kerajaan Sriwijaya.
Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam terjadi karena serangan dari Kamboja.
Kondisi itu menjadikan kesempatan bagi Kerajaan Sriwijaya untuk cepat berkembang sebagai negara maritim yang maju.
Baca juga: Dampak jika Balaputradewa Tidak Memimpin Sriwijaya
Setelah Dapunta Hyang Srijayanagara meninggal, Kerajaan Sriwijaya diperintah oleh Balaputradewa.
Balaputradewa memerintah Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-9. Balaputradewa merupakan masih keturunan Dinasti Syailendra.
Pada masa pemerintahan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya mencapai masa keemasan. Dalam prasasti Nalanda, Raja Balaputradewa adalah raja besar Kerajaan Sriwijaya.
Raja Balaputradewa mendirikan asrama pelajar Sriwijaya yang diperuntukkan anak dari Sriwijaya yang sedang menuntut ilmu di Nalanda, India.
Pada zaman tersebut India dan Benggala tempat beradanya perguruan Nalanda sedang dipimpin oleh Raja Dewapaladewa. Agama Buddha pada masa itu juga mengalami perkembangan pesat.
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Sriwijaya tidak lepas dari perkembangan perekonomian. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan sekitarnya.
Hubungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Masyarakat juga diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan di Nalanda.
Di Sriwijaya terdapat guru besar seperti Dharmapala dan Sakyakirti.
Baca juga: Hasil Perjuangan Raja Balaputradewa terhadap Kerajaan Sriwijaya
Dengan letak yang strategis membuat ekonomi di Kerajaan Sriwijaya berkembang. Apalagi sebagai pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), ramainya perdagangan di selat Malaka berdampak bagi masyarakat.
Di mana mereka terlibat dalam perdagangan dan pelayaran. Masyarakat pun menjadi makmur. Singgahnya kapal-kapal asing secara ekonomi sangatlah menguntungkan bagi kerajaan Sriwijaya.
Pada masa pemerintahan Dapunta Hyang Srijayanagara, Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang.
Di mana melakukan perluasan wilayah ke berbagai daerah. Hal itu tertulis dalam prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo.
Pada prasasti tersebut ditulis jika Dapunta Hyang banyak melakukan perluasan wilayah pada abad ke-7. Daerah yang berhasil dikuasai antara lain:
Baca juga: Sejarah Terbentuknya Kerajaan Sriwijaya
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya ketika pemerintahan dipegang oleh Sanggrama Wijayatunggawarman. Di mana saat itu Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari Kerajaan Colomandala, India.
Dalam pertempuran tersebut, Raja Sanggrama sempat ditangkap meskipun kemudian dibebaskan. Akibat dari serangan Kerajaan Colomandala mengakibatkan kedudukan Sriwijaya semakin melemah.
Pada 1275 Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan Melayu dan Singosari dalam rangka ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Sriwijaya mengalami kehancuran akibat serangan kerajaan Majapahit pada tahun 1337. Selain itu kerajaan-kerajaan kecil yang melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Sriwijaya:
Baca juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.