KOMPAS.com - Indonesia terkenal dengan negeri seribu pulau. Selain memiliki beragam budaya, hasil bumi, dan negeri eksotis, Indonesia juga terkenal dengan gunung api.
Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, gunung-gunung ini tersebar di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Sumbawa, Lombok, Flores, Sulawesi, hingga Maluku.
Rangkaian Gunung api yang menbentang ini dikenal dunia dengan Ring of Fire. Indonesia memiliki total 127 gunung berapi atau 13 persen gunung berapi di dunia.
Alasan Indonesia memiliki banyak gunung api karena terletak di tiga lempeng tektonik besar, yaitu Eurasia, Indo-ustralia dan Pasifik. Setiap tahunnya Indo-Australia dan Pasifik ini bergeser beberapa sentimeter.
Pergeseran itu mengakibatkan magma dapat naik dan membentuk kerucut-kerucut gunung api. Gunung api dapat menyebabkan bencana erupsi, contohnya peristiwa erupsi Gunung Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat yang meletus pada 1815.
Ini merupakan peristiwa erupsi gunung terdasyat yang terjadi di Indonesia dengan menelan korban lebih dari 90 ribu jiwa. Erupsi gunung merapi tersebut juga mengakibatkan perubahan iklim dunia.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Bagaimana Pantauan Terakhir Gunung Merapi?
Erupsi lain juga terjadi pada Gunung Krakatau tepatnya di Selat Sunda yang terjadi pada 1883, serta memicu gelombang tsunami yang mengakibatkan 36 ribu orang meninggal.
Dua peristiwa tersebut merupakan dua erupsi terbesar dalam sejarah Indonesia. Di samping itu masih ada erupsi-erupsi lain, seperti Gunung Merapi, Gunung Kelud, dan Gunung Sinabung.
Erupsi gunung terjadi karena magma yang tersimpan di kawah dalam gunung api menyembur keluar akibat tekanan dan suhu yang tinggi.
Dalam keadaan seperti ini banyak sekali ancaman bagi penduduk di sekitar gunung berapi, yaitu:
Baca juga: Erupsi Gunung Api, Jawaban Soal TVRI Belajar dari Rumah SMP 29 April
Dengan banyak faktor bahaya yang diakibatkan gunung berapi, banyak upaya yang dilakukan. Salah satunya membagi kawasan berdasarkan sejarah kejadian dan identifikasi potensi ancaman bahaya gunung api yang biasa disebut dengan Kawasan rawan Bencana (KRB).
Tingkatan tersebut, yaitu:
Untuk itu pemerintah membagi empat tingkatan status aktivitas gunung api, yaitu:
Baca juga: Pulau Manakah di Indonesia yang Tidak Memiliki Gunung Api?
Masyarakat bisa melakukan pemantauan gejala gunung api dengan melihat tanda-tanda alam, seperti:
Jika hal itu terjadi sebaiknya masyarakat tetap tenang, namun tetap.waspada dengan terus mendengarkan informasi dan arahan dari pemerintah atau instansi berwenang.
Erupsi gunung api merupakan gejala alam yang bisa terjadi kapan saja. Namun, masyarakat tetap bisa meminimalisasi dengan selalu siaga dan membekali pengetahuan mengenai karakteristik gunung api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.