Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemu Cuci Tangan

Kompas.com - 28/03/2020, 18:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

KOMPAS.com - Saat terjadi pandemi global, salah satu cara termurah, termudah, dan paling penting untuk mencegah penyebaran virus adalah mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air.

Tahukah kamu siapa penemu cuci tangan dan bagaimana sejarahnya?

Ignaz Semmelweis

Melansir Global Handwashing Partnership, kaitan antara mencuci tangan dan kesehatan diketahui pertama kali sekitar dua abad yang lalu. Meski praktik cuci tangan telah lama menjadi komponen utama dari kebersihan pribadi serta tradisi agama dan budaya.

Ignaz Philipp Semmelweis (1 Juli 1818-13 Agustus 1856), seorang dokter Hongaria yang bekerja di Rumah Sakit Umum Wina, dikenal sebagai Bapak Kebersihan Tangan (The Father of Hygiene).

Baca juga: Apa itu Virus Corona?

Pada 1846, ia memperhatikan wanita yang melahirkan di bangsal bersalin yang dijalankan mahasiswa kedokteran atau dokter di rumah sakitnya, sering mengalami demam dan meninggal.

Kondisi tersebut berbeda dibandingkan wanita yang melahirkan di bangsal bersalin yang dikelola bidan terdekat.

Ia memutuskan menyelidiki dan mencari perbedaan antara dua lingkungan tersebut. Ternyata dokter dan mahasiswa kedokteran sering mengunjungi bangsal bersalin langsung setelah melakukan otopsi.

Berdasarkan pengamatan ini, ia mengembangkan teori, mereka yang melakukan otopsi membawa partikel mayat di tangan dari ruang otopsi ke bangsal bersalin. Sedangkan bidan tidak melakukan operasi atau otopsi sehingga tidak terkena partikel-partikel ini.

Baca juga: Virus Corona dan Infeksi Saluran Pernapasan

Maka Semmelweis memberlakukan aturan baru yang mewajibkan dokter cuci tangan dengan klorin. Tingkat kematian di bangsal bersalinnya turun secara dramatis.

Ini adalah bukti pertama bahwa membersihkan tangan dapat mencegah infeksi. Tetapi tidak semua orang senang dengan inovasi tersebut.

Sejumlah dokter tidak senang karena penemuan Semmelweis menyiratkan, para dokter bersalah atas kematian dan berhenti cuci tangan. Serta bersikukuh bahwa air adalah penyebab potensial dari penyakit.

Semmelweis mencoba membujuk dokter-dokter lain di rumah sakit Eropa tentang manfaat cuci tangan tetapi tidak berhasil.

Baca juga: Daya Tahan Virus Corona dan Hewan Pembawa Virus

Florence Nightingale

Beberapa tahun kemudian, tokoh cuci tangan bernama Florence Nightingale muncul di Scutari, Italia ketika terjadi Perang Krimea. Saat itu kebanyakan orang percaya bahwa penyebab infeksi adalah bau busuk yang disebut miasmias.

Florence Nightingale menerapkan cuci tangan dan praktik kebersihan lainnya di rumah sakit perang tempat dia bekerja.Praktik cuci tangan Nightingale menghasilkan pengurangan infeksi.

Sejak kapan cuci tangan dianggap penting?

Sayangnya praktik kebersihan tangan yang dipromosikan Semmelweis dan Nightingale tidak diadopsi secara luas. Secara umum, promosi mencuci tangan berhenti selama seabad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com