Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Peristiwa Rengasdengklok

Kompas.com - 11/03/2020, 17:30 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Peristiwa Rengasdengklok terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Agustus 1945. Tahukah kamu apa penyebab peristiwa Rengasdengklok?

Penyebab peristiwa Rengasdengklok

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, penyebab peristiwa Rengasdengklok adalah perbedaan pandangan waktu tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia antara golongan tua dan golongan muda.

Perbedaan paham tentang waktu pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyebabkan ketegangan antara golongan tua dan golongan muda. Ketegangan bermula dari berita kekalahan Jepang yang menyerah tanpa syarat pada Sekutu 15 Agustus 1945.

Adanya perbedaan sikap di antara kedua golongan tersebut wajar sebab pengalaman sejarah yang berbeda dan kurangnya informasi terkait situasi yang sedang dihadapi.

Informasi perkembangan Perang Dunia II, khususnya Perang Asia Timur Raya, sedikit yang masuk ke Indonesia. Karena ketatnya sensor pemerintah militer Jepang. Pemerintah Jepang dengan tegas melarang penduduk Indonesia mendengarkan radio luar negeri.

Baca juga: Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok

Berkat para pemuda terutama yang bekerja di kantor berita Jepang, akhirnya dapat diketahui informasi pidato Kaisar Hirohito tentang penyerahan tanpa syarat pada Sekutu.

Sutan Syahrir yang mendengar berita kekalahan Jepang dari Sekutu melalui radio gelap, segera mendesak Soekarno dan Hatta segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu izin Jepang.

Ketika Soekarno, Moh Hatta dan Rajdiman Widyodiningrat kembali dari pertemuan dengan Jenderal Besar Terauchi di Dalat (Saigon) Vietnam Selatan, Sutan Syahrir meyakinkan Hatta bahwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu.

Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sutan Syahrir sebab pengumuman Proklamasi Kemerdekaan RI harus melalui persetujuan PPKI terlebih dahulu. Hatta mengajak Sutan Syahrir ke rumah Soekarno untuk menyampaikan berita kekalahan Jepang.

Sama dengan Hatta, Soekarno belum bisa menerima maksud Sutan Syahrir karena Proklamasi Kemerdekaan RI tidak mungkin dilaksanakan tanpa PPKI. Terlebih Soekarno belum yakin soal berita kekalahan Jepang karena baru saja bertemu dengan Jenderal Besar Terauchi.

Baca juga: PPKI: Pembentukan, Tokoh, Sidang, dan Tugasnya

Penculikan Soekarno-Hatta

Tidak puas dengan jawaban Soekarno-Hatta, golongan muda mengadakan rapat di ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945 jam 20.00 WIB. Rapat dihadiri Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar Subadio, Margono, Wikana dan Alamsyah.

Hasil rapat adalah tuntutan agar bangsa Indonesia sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan dengan menyertakan Soekarno dan Hatta untuk menyatakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 16 Agustus 1945.

Pada jam 22.00 WIB, Wikana dan Darwis menuju kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta untuk menyampaikan tuntutan golongan muda. Perdebatan menampakkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda sehingga muncul ketegangan.

Menjelang 16 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat sekali lagi. Dihadiri juga oleh Sukarni, Yusuf Kunto, Muwardi dari Barisan Pelopor dan Shodancho Singgih dari Daidan PETA Jakarta Shu.

Peristiwa Rengasdengklok

Rapat menghasilkan keputusan untuk mengamankan Soekarno dan Moh Hatta ke luar kota dengan tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Dengan didukung perlengkapan tentara PETA, pada 16 Agustus 1945 jam 04.30 WIB, Soekarno Hatta dibawa ke Rengasdengklok.

Baca juga: Peristiwa Menjelang Proklamasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com