Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Empon-empon Populer

Kompas.com - 08/03/2020, 21:30 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

KOMPAS.com - Empon-empon sudah dikenal dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama Jawa sebagai bahan baku obat maupun minuman tradisional.

Dari 283 jenis empon-empon yang tercatat di Indonesia, terdapat empat jenis empon-empon yang paling banyak dikenal masyarakat, terutama karena berkhasiat sebagai obat.

Tahukah kamu apa saja empon-empok yang populer di masyarakat?

Dilansir dari Instan: Jahe, Kunyit, Kencur, Temulawak (2003) karya YT Prasetiyo, empat jenis empon-empon yang populer di masyarakat adalah jahe, kunyit, kencur dan temulawak. Masing-masing empon-empon tersebut memiliki karakteristik dan khasiat tersendiri.

Jahe

Jahe (Zingiber officinale Rose) mempunyai banyak sebutan di Indonesia seperti halai (Aceh), sipodeh (Minang), jahe atau jae (Jawa), jhai (Madura), lia (Flores), lali (Irian) dan lainnya.

Baca juga: Empon-empon: Manfaat, Jenis dan Bukti Khasiat

Hasil utama tanaman jahe adalah rimpang jahe yang telah berkembang di dalam tanah. Biasanya ukuran rimpang jahe semakin besar seiring pertambahan umur tanaman.

Tanaman jahe mudah dikembangkan melalui tunas di rimpangnya. Jahe dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.759 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jahe sudah bisa dipanen ketika mencapai umur 6-10 bulan, tergantung dari tujuan pemanenannya.

Ada tiga jenis jahe yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah:

  1. Jahe putih besar (jahe gajah atau jahe badak): ciri fisiknya berumbi besar, gemuk, dan rasa tidak terlalu pedas.
  2. Jahe putih kecil (jahe emprit): ciri fisiknya berumbi agak pipih, ukuran lebih kecil dari umbi jahe gajah, rasa lebih tajam (pedas) daripada jahe gajah.
  3. Jahe merah: ciri fisiknya berumbi kecil, warna merah, dan rasa sangat pedas.

Baca juga: Apakah Semua Penyakit Menular?

Rimpang jahe mengandung minyak menguap (volatil), minyak tidak menguap (non-volatil) dan pati. Minyak volatil (minyak asiri) adalah komponen pemberi aroma (bau) khas pada jahe. Minyak tidak menguap (oleoresin) adalah komponen pemberi rasa pedas dan pahit pada jahe.

Semakin tua umur jahe, aroma khas, rasa pedas dan pahit akan semakin kuat.

Umbi jahe dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri, antara lain:

  1. Industri minuman: sirup, jahe instan
  2. Industri kosmetik: parfum
  3. Industri makanan: permen, enting-enting
  4. Industri obat tradisional: jamu
  5. Industri bumbu dapur

Jenis jahe gajah dan emprit umumnya lebih banyak digunakan dalam industri makanan dan mibuman. Sedangkan jahe merah lebih banyak digunakan dalam industri obat-obatan.

Baca juga: Virus: Sejarah, Ciri-ciri dan Penyebarannya

Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica) memiliki beberapa sebutan yaitu runyet (Aceh), koneng (Jawa Barat), konyet (Madura), nikwa (Papua) dan lainnya.

Tanaman kunyit adalah herba yang dapat hidup selama beberapa tahun di satu tempat dengan tinggi mencapai 1,5 meter. Tanaman kunyit dapat ditanam dengan stek rimpang yang ditunaskan lebih dulu.

Umbi kunyit dapat dipanen optimal setelah 9 bulan. Hasil panen utama kunyit adalah umbi atau rimpangnya. Umbi kunyit terdiri dari umbi induk dan umbi cabang (ranting).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com