Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Walidah: Tokoh Penggerak Pendidikan Perempuan

Kompas.com - 08/03/2020, 18:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Siti Walidah atau lebih dikenal Nyai Ahmad Dahlan merupakan salah satu pahlawan perempuan yang dimiliki Indonesia.

Siti Walidah merupakan tokoh emansipasi perempuan dengan memberikan pendidikan bagi perempuan. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah untuk masyarakat.

Siti Walidah diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 042/TK/1971, 22 September 1971.

Siti Walidah telah berperan aktif dalam pembebasan kaum perempuan dari kebodohan ke dunia ilmu pengetahuan.

Siti Walidah merasakan keterbelakangan kaum perempuan dalam dunia pendidikan. Sehingga harus disikapi dengan mencarikan solusi agar masa depan kaum perempuan maju di masa yang akan datang.

Baca juga: 4 Perempuan Pahlawan Nasional

Sejarah

Dalam buku Meneladani Kepahlawanan Kaum Wanita (2007) karya Edi Warsidi, Siti Walidah lahir di Desa Pesantren Kauman, Yogyakarat pada 3 Januari 1872. Ia merupakan anak Kiai Penghulu Haji Muhammad Fadhil bin Kiai Penghulu Haji Ibrahim ulama besar disegani masyarakat.

Ayahnya juga memangku jabatan Penghulu Keraton Yogyakarta Hadiningrat.

Sejak kecil, Siti Walidah sudah mengenal dan belajar ilmu agama. Sampai usia remaja, ia belum pernah menikmati pendidikan umum.

Karena pada waktu itu berkembang pemikiran bahwa sekolah formal untuk laki-laki bukan untuk perempuan.

Pada 1903, Siti Walidah menikah dengan Ahmad Dahlan. Awalnya suami Siti Walidah bernama Muhammad Darwis, kemudian setelah menuaikan haji dan belajar agama dikenal dengan nama Ahmad Dahlan.

Bersama suaminya, Siti Walidah ikut berjuang untuk mencerdaskan masyarakat dengan memberikan pendidikan, baik pendidikan agama atau pendidikan umum.

Apalagi setelah Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Islam bernama Muhamamdiyah pada 1912.

Baca juga: Biografi Cut Nyak Dien, Pejuang Wanita yang Ditakuti Belanda

Mendirikan Sopo Tresno dan Aisyiyah

Setelah Muhammadiyah berdiri, Ahmad Dahlan juga memberikan perhatian khusus pada kemajuan perempuan.

Sehingga pada 1914, didirikan Sopo Tresno (siapa cinta) dan Wal'Ashri, Maghribi School. Itu merupakan wadah bagi perempuan.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), dinamakan Wal'Ashri Maghribi School, karena untuk proses pengajarannya dilakukan waktu sesudah salat asar, dan Maghribi School dilakukan setelah salat magrib.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com