Nama grafit berasal dari bahasa Yunani, graphein yang artinya untuk menulis.
Saat ditemukan, grafit dipakai menulis di atas media. Tapi grafit murni mudah patah dan terlalu lembut, juga memberikan efek kotor saat dipegang.
Pensil pertama dibuat dengan campuran bubuk grafit dan tanah liat sebagai pengikat. Orang pertama yang menemukan adalah insinyur dari Perancis, Nicolas Jacques Conte pada 1795.
Baca juga: Seniman Ini Ciptakan Ukiran Unik dari Ujung Pensil
Awalnya pensil dilapisi dengan kertas dan kayu. Ia juga membentuk campuran tersebut menjadi batangan dan keras dengan membakarnya dalam perapian.
Hasilnya pensil bisa digunakan dengan nyaman, mudah dan tidak kotor.
Selanjut berkembang dengan muncul beragam inovasi, dari pengaturan ketebalan hasil tulisan hingga warna.
Keberadaan pensil terus berkembang hingga sekarang. Dalam perkembangannya ditemukan pensil mekanik atau pena yang populer mulai abad ke-19.
Di mana pena yang ujungnya diganti dengan logam tajam yang kemudian dicelupkan ke tinta sebelum untuk menulis.
Dilansir Wonderpolis, di Amerika Serikat, produsen pensil menggunakan angka untuk mewakili nilai grafit yang berbeda.
Sementara di negara lain menggunakan kombinasi huruf dan angka. Sebagai contoh, pensil nomor dua di Amerika Serikat sama dengan pensil HB (keras, hitam) di bagian lain dunia.
Selain pensil grafit biasa, ada berbagai jenis pensil lain yang tersedia saat ini.
Pensil arang populer di kalangan seniman.
Pensil warna yang dibuat dengan inti berbasis lilin di seluruh spektrum pigmen telah menjadi favorit anak-anak yang suka mewarnai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.