Pemerintah mengeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi dengan nama Deklarasi Ekonomi (Dekon) pada 1963.
Tujuannya, untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari imperialisme.
Dalam pelaksanaannya, Dekon ternyata tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah inflasi.
Bahkan Dekon justru membuat ekonomi Indonesia stagnan, hal ini karena banyak prinsip-prinsip dasar ekonomi yang diabaikan pemerintah.
Kondisi ekonomi yang buruk juga ditambah dengan pembangunan proyek mercusuar yang memakan banyak biaya.
Proyek mercusuar merupakan proyek pembangunan ibu kota agar mendapat perhatian dari luar negeri.
Selain itu sebagai fasilitas Games of the New Emerging Forces (Ganefo), pemerintah membangun proyek besar seperti gedung DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan pusat pertokoan Sarinah.
Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Reformasi (1998-sekarang)
Demokrasi Terpimpin memiliki Kabinet Kerja yang dilantik pada 10 Juli 1959 untuk menggantikan Kabinet Djuanda.
Terdapat tiga program Kabinet Kerja saat itu, yaitu:
Selama dipegang Kabinet Kerja terdapat beberapa kebijakan-kebijakan yang diambil, baik dalam maupun luar negeri.
Berikut penjelasannya:
Terdapat beberapa kebijakan dalam negeri yang dilakukan, di antaranya:
Baca juga: Karakteristik Demokrasi Periode Orde Baru
Kebijakan luar negeri yang diambil adalah:
Terdapat beberapa hal yang terjadi di bidang sosial dan budaya, di antaranya:
Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi konflik antar pedagang asing, terutama China.