Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia di Bawah Penjajahan Perancis

Kompas.com - 11/02/2020, 08:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Kekuasaan Belanda di Indonesia pada abad 18 hingga abad 19 tak berlangsung penuh.

Perebutan kekuasaan di Eropa membuat Belanda sempat berada di bawah penjajahan Perancis karena peperangan Napoleon.

Dikutip dari Sejarah Indonesia Modern (2016) karangan MC Ricklefs, menjelang akhir abad 18, VOC mengalami kemunduran.

Korupsi dan perang terus-menerus di berbagai daerah di Nusantara membuat VOC mengalami krisis keuangan.

Di Eropa, pada Desember 1794 hingga Januari 1795, Perancis menyerbu Belanda.

Baca juga: Kedatangan Belanda di Indonesia

Di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte, Perancis berhasil menguasai Belanda. Ia kemudian membentuk pemerintahan boneka.

Pada tahun 1796, De Heeren XVII yang mengatur operasi VOC di Indonesia dibubarkan.

De Heeren XVII digantikan dengan komite baru. Tak lama, pada 1 Januari 1800, VOC dibubarkan.

Operasional VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.

Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya, Louis Napoleon sebagai penguasa di Belanda pada tahun 1806.

Kemudian pada 1808, Louis mengirim Marsekal Herman Willem Daendels ke Batavia.

Selama tiga tahun yakni dari 1808-1811, Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Baca juga: Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Kedatangan Belanda

Di masa kepemimpinan Daendels, rakyat dan penguasa-penguasa setempat diperlakukan dengan sewenang-wenang.

Para raja-raja di Jawa dipaksa mengabdi kepada Belanda.

Kebijakannya yang paling kontroversial, pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan yang menelan banyak korban.

Pada masa pemerintahan Daendels, pemerintah kolonial menjual tanah-tanah milik Gubernemen (pemerintah) kepada pihak partikelir atau pihak swasta.

Awalnya, Daendels hanya menjual tanah rampasan dari Kesultanan Banten di Jasinga.

Namun ia juga menjual tanah-tanah di sekitar Batavia (Jakarta) yang disebut Ommelandene.

Langkah ini diambil Daendels setelah Belanda mengalami kesulitan keuangan akibat perang melawan Inggris.

Berakhirnya masa penjajahan Perancis

Willem V dari Belanda berhasil lolos dari serangan Perancis dan melarikan diri ke Inggris pada 1795.

Ia tinggal di Kew dan memerintah dari sana. Lewat surat-surat Kew terungkap, para pejabat jajahan Belanda diperintah untuk menyerahkan wilayah mereka ke orang-orang Inggris sipaya tidak jatuh ke tangan Perancis.

Baca juga: Tujuan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

Maka sejak 1795, Inggris pun berusaha merebut Nusantara dari Perancis.

Dengan jatuhnya pangkalan utama Perancis di Mauritius pada akhir 1810, posisi Inggris semakin kuat untuk merebut Indonesia.

Pada Mei 1811, Daendels dicopot dari jabatannya. Ia tak bisa membangun hubungan dengan penguasa tanah Jawa. Daendels juga dituduh memperkaya diri sendiri dengan menjual tanah-tanah pemerintah.

Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. Namun Janssens tak bertahan lama karena terus diserang Inggris.

Hingga pada 4 Agustus 1811, 60 kapal Inggris muncul di pelabuhan Batavia, pusat kekuatan Belanda.

Batavia dan daerah di sekitarnya jatuh ke tangan Inggris pada 26 Agustus 1811.

Janssens mundur ke Jawa Tengah dan menyerah di dekat Salatiga.

Baca juga: Konferensi Meja Bundar, Belanda Akui Kedaulatan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com