KOMPAS.com - Kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-16 awalnya untuk berdagang.
Reaksi rakyat pribumi saat itu beragam. Ada yang menolak, namun ada yang menyambut ramah bahkan bekerja sama.
Dikutip dari A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya MC Ricklefs, Belanda pertama tiba di Nusantara pada 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Di Banten, tempat Belanda pertama mendarat di Nusantara, Belanda awalnya disambut baik.
Namun sikap bangsa Belanda yang kerap memaksa membuat Belanda akhirnya diusir oleh Kesultanan Banten.
Baca juga: Kedatangan Belanda di Indonesia
Setelah Belanda berlayar di sepanjang pantai utara Jawa untuk menuju ke timur, konflik kerap terjadi.
Di Sidayu, Gresik, Belanda kehilangan 12 anak buahnya yang tewas dalam serangan yang dilancarkan rakyat Jawa.
Di lepas pantai Madura, Belanda membunuh seorang penguasa setempat.
Penguasa itu tengah mendayung perhunya untuk mendekati kapal Belanda untuk berbicara dengan mereka.
Pada upaya ekspedisi kedua, baru Belanda menerima sambutan baik.
Di bawah pimpinan Jacob van Neck, pada 1598, kedatangan Belaanda disambut baik oleh Banten.
Baca juga: Sejarah Ganja di Indonesia: Dilarang Belanda hingga Diusulkan Diekspor
Setelah berdagang di Tuban, van Neck dan rombongan melanjutkan perjalanan ke timur.
Mereka singgah di Tuban dan tiba di Maluku pada 1599.
Jacob van Neck menjadi penjelajah pertama Belanda yang sampai di 'Kepulauan Rempah-rempah' Maluku.
Sesampai di Maluku, Belanda disambut ramah.