Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjanjian Saragosa, Ketika Portugis dan Spanyol Berebut Maluku

Kompas.com - 06/02/2020, 08:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Rempah-rempah Nusantara yang terkenal dan sangat berharga di abad ke-16, membuat dua kekuatan besar Eropa, Portugis dan Spanyol, berselisih.

Untuk menyelesaikan perselisihan, keduanya membuat Perjanjian Saragosa (Zaragoza).

Latar belakang Perjanjian Saragosa

Dikutip dari South East Asia, Colonial History: Imperialism before 1800 (2001), pada 1494, keduanya bersepakat membelah dunia menjadi dua bagian lewat Perjanjian Tordesillas.

Garis lurus ditarik dari Kutub Utara ke Kutub Selatan di Kepulauan Tanjung Harapan.

 Baca juga: Perjanjian Tordesillas, Ketika Spanyol dan Portugis Membagi Dunia

Pembagian dunia berdasarkan Perjanjian TordesillasEncyclopaedia Britannica Pembagian dunia berdasarkan Perjanjian Tordesillas
Spanyol berkuasa atas sisi barat, sementara Portugis mendapat sisi timur.

Kondisi ini membuat Portugis berlayar ke arah Afrika, mengitari pantai barat benua itu dan menemukan India.

Tak berhenti di India, bangsa Portugis berlayar terus ke tenggara dan menemukan Indonesia.

Pada 1509, Portugis di bawah komando Diogo Lopes de Sequeira sampai ke Malaka. Namun baru pada 1511, Portugis menaklukkan Malaka.

Kejayaan Portugis di Malaka tak bertahan lama. Portugis pun terus menjelajah 'Kepulauan Rempah-rempah" hingga ke timur.

Pada 1512, Portugis menemukan Maluku, pusat rempah-rempah. Portugis segera bersekutu dengan Ternate, kerajaan setempat dan membangun benteng di sana.

Baca juga: Kedatangan Portugis ke Indonesia

Namun pada 1521, Spanyol tiba di Maluku setelah sebelumnya menemukan Filipina.

Kedatangan Spanyol menjadi ancaman bagi Portugis. Sebab saat itu Portugis memonopoli perdagangan di Maluku.

Portugis dan Spanyol pun bersaing dengan memanfaatkan permusuhan kerajaan lokal.

Selama hampir satu dekade, keduanya berperang. Spanyol bersekutu dengan Tidore untuk melawan Portugis yang bersekutu dengan Ternate.

Keduanya sebenarnya sudah mencoba menyelsaikan antara 1525 hingga 1528. Portugis dan Spanyol masing-masing mengirimkan astronom, kartograf, navigator, dan ahli matematika untuk membagi Maluku sesuai dengan Perjanjian Torsedillas.

Sebab di Perjanjian Torsedillas, benua Asia hingga Asia Tenggara belum ditemukan dan disepakati pembagiannya.

Baca juga: Tujuan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

Isi dan dampak Perjanjian Saragosa

Pada 22 April 1529, keduanya bertemu di Saragosa, Spanyol dan bersepakat lewat Perjanjian Saragosa.

Perjanjian Saragosa berisi garis demarkasi sekitar 297,5 leagues (952 mil laut) dari Maluku.

Lewat Perjanjian ini, Portugis berkuasa atas semua benua dan laut di barat garis itu, termasuk Asia dan kepulauan-kepulauan yang ditemukannya.

Sementara Spanyol hanya mendapat Samudra Pasifik. Portugis tak mempermasalahkan Spanyol menguasai Filipina.

Dampak Perjanjian Saragosa yakni:

  • Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatannya di Filipina
  • Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

Spanyol akhirnya angkat kaki dan Portugis kembali memonopoli perdagangan di Maluku.

Baca juga: Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Kedatangan Portugis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com