Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Bahasa dan Dialek

Kompas.com - 29/01/2020, 12:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Namun, banyak dari masyarakat yang justru melafalkannya dengan konsonan bilabial tak bersuara (p) menjadi Jusup, Pahrudin, Pransiska, dan lainnya.

Dialek ini disebabkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan faktor derajat resmi yang berbeda atau sering disebut dialek sosial.

Sehingga bahasa membentuk dialek melalui perbedaan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

Dialek membentuk bahasa

Dialek merupakan sebuah bentuk ujaran setempat atau daerah yang berbeda-beda. Dialek memiliki ciri umum.

Dalam perkembangannya, dialek merupakan suatu bahasa daerah yang kemudian layak di pergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bahasa Asli Alaska, Eyak Punah

Namun karena pengaruh faktor politik, kebudayaan, dan ekonomi menyebabkan beberapa dialek menjdi sederajat dan bisa diterima sebagai bahasa baku.

Selain beberapa faktor tersebut, munculnya bahasa baku juga dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk berhubungan satu sama lain.

Dari sudit pandang tersebut, yang dinamakan bahasa baku atau standar adalah bahasa atau dialek yang dipilih oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi.

Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku juga karena bahasa atau dialek tersebut dianggap paling baik oleh masyarakat banyak dan akan memakainya.

Bantuk dari bahasa baku ini kemudian menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat.

Dalam praktiknya, seseorang yang akan berbahasa di samping menyesuaikan diri dengan menggunakan bahasa baku tersebut. Yang bisa dimengerti oleh orang banyak.

Hal tersebut menjadi cara dialek yang merubah bahasa menjdi universal, baik tingkat regional, nasional, maupun internasional.

Baca juga: 10 Manfaat Besar bila Kamu Mahir Bahasa Asing

Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahas nasional, pada awalnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

Di mana bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa daerah dengan dialek khusus.

Atas kesepakatan bersama, dengan berbagai alasan. Bahasa tersebut lebih familiar dan mudah menyebar luas dibandingkan bahasa etnik lainnya. Bahasa Indonesia kemudian dijadikan bahasa resmi atau baku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Skola
Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Skola
10 Jenis Drama Jawa

10 Jenis Drama Jawa

Skola
Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Skola
Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Skola
Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Skola
Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Skola
Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Skola
Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Skola
Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Skola
Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Skola
Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Skola
Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Skola
Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Skola
Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com