KOMPAS.com - Hari ini 12 tahun yang lalu, bahasa asli Alaska, Eyak punah.
Hal ini lantaran, penutur terakhir atau satu-satunya orang yang bisa berbicara bahasa tersebut meninggal dunia, tepatnya pada 21 Januari 2008.
Diketahui hampir 20 bahasa asli Alaska lainnya berisiko menghilang.
Dilansir Kompas.com (1/11/2008), di tahun 1977, bahasa Eyak di Alaska tersebut hanya memiliki 2 penutur.
Diberitakan BBC (24/02/2008), seorang wanita yang diyakini sebagai penutur terakhir bahasa Eyak di negara bagian Alaska, AS barat laut, telah meninggal pada usia 89 tahun.
Dengan meninggalnya penutur terakhir, maka bahasa tersebut punah.
Penutur terakhir Bahasa Eyak tersebut adalah Marie Smith Jones. Dia meninggal di rumahnya di Anchorage.
Dia dikenal sebagai pejuang hak dan konservasi masyarakat adat.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Produksi Toy Story Pertama Dimulai
Selain itu, Marie diketahui juga membantu Universitas Alaska menyusun kamus Eyak, sehingga generasi masa depan akan memiliki kesempatan untuk menghidupkannya kembali.
Putrinya, Bernice Galloway, mengatakan pada Associated Press melalui BBC, sepengetahuan dia hanya Marie penutur terakhir Eyak yang masih hidup.
Hal itu diperkuat oleh ahli bahasa dan professor Michael Krauss.
Menurut Krauss, Marie Smith merupakan penutur terakhir Eyak selama 15 tahun terakhir.
Marie bersama suaminya yang merupakan nelayan Oregon, mempunyai 9 orang anak. Tujuh di antaranya masih hidup.
Namun tragisnya, tidak satu pun dari mereka yang belajar bahasa Eyak, karena mereka tumbuh di masa di mana berbicara selain Bahasa Inggris adalah salah.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pemilu Presiden Pertama di Amerika Serikat
Dilansir dari New York Times (28/01/2008), Eyak dihancurkan oleh kekuatan ekonomi dan sosial masyarakat Alaska.