Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fabel: Pengertian, Ciri dan Unsurnya

Kompas.com - 19/01/2020, 07:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

KOMPAS.com - Fabel adalah salah satu bentuk sastra rakyat yang paling bertahan lama yang tersebar secara lisan maupun melalui tulisan. Dongeng ini dapat ditemukan di berbagai literatur di hampir setiap negara di dunia.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan fabel? Apa saja ciri-ciri dan unsur-unsur fabel?

Apa itu fabel?

Menurut Encyclopaedia Britannica, kata fabel berasal dari bahasa Latin fabula yang aslinya punya arti hampir sama dengan mitos dalam bahasa Yunani.

Fabel adalah bentuk narasi, biasanya menampilkan hewan yang berperilaku dan berbicara sebagai manusia, menyampaikan pelajaran moral dan seringkali dirumuskan secara eksplisit di bagian akhir.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan binatang, berisi pendidikan moral dan budi pekerti.

Menurut Kamus Oxford, fabel adalah sebuah cerita pendek, biasanya dengan binatang sebagai tokoh, menyampaikan moral.

Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binatang. Tokoh utama fabel adalah hewan yang jinak dan hewan yang liar.

Baca juga: Pantun: Definisi, Ciri, Jenis dan Contohnya

Mengapa tokoh hewan?

Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia. Hewan di fabel diceritakan mampu bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya.

Dilansir dari Kiddle.co, kisah-kisah yang diceritakan dalam dongeng biasanya sangat sederhana dan mudah dipahami. Untuk memahami dongeng, pembaca atau pendengar tidak perlu tahu semua tentang karakter, hanya satu watak penting.

Karena alasan tersebut, hewan atau binatang sering digunakan sebagai tokoh dalam dongeng fabel dengan cara yang mudah dipahami karena selalu sama.

Karakteristik hewan hampir selalu sama dari satu kisah ke kisah fabel lainnya. Contoh watak hewan dalam fabel antara lain:

  • Singa: mulia
  • Ayam jago: sombong
  • Merak: bangga
  • Kancil: cerdik
  • Rubah: licik
  • Kuda: pemberani
  • Kura-kura: rendah hati
  • Keledai: pekerja keras

Biasanya, tokoh dalam fabel dibedakan menjadi tokoh yang baik dengan akhir yang bahagia dan tokoh jahat yang berakhir sengsara atau mendapat akibat dari perbuatannya.

Baca juga: Apa itu Peribahasa? Ciri-ciri, Fungsi, Jenis dan Contohnya

Ciri-ciri fabel

Terdapat beberapa ciri-ciri yang membedakan fabel dari bentuk sastra yang lain:

  1. Termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah nyata.
  2. Tokoh-tokoh biasanya para binatang.
  3. Watak tokoh para binatang digambarkan seperti manusia ada yang baik ada yang buruk.
  4. Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.
  5. Fabel menggunakan latar alam seperti hutan, sungai, kolam dan lainnya.
  6. Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat. Rangkaian sebab-akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
  7. Mengandung amanat atau moral cerita.
  8. Ciri bahasa fabel biasanya menggunakan kalimat naratif, kalimat langsung dan bahasa percakapan.

Berikut ini penjelasan tentang ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam fabel:

  • Menggunakan kalimat naratif untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi.
  • Menggunakan kalimat langsung berupa dialog para tokoh.
  • Menggunakan bahasa percakapan berupa kata-kata sehari-hari dalam situasi tidak formal.

Baca juga: Bahasa Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya

Unsur-unsur fabel

Dalam struktur cerita fabel terdiri dari berbagai unsur pembentuknya. Unsur-unsur fabel meliputi:

  1. Tokoh
  2. Penokohan
  3. Watak
  4. Latar (setting)
  5. Tema
  6. Amanat

Berikut ini penjelasan masing-masing unsur tersebut:

  • Tokoh

Tokoh adalah orang atau hewan yang menjadi pelaku dalam cerita. Tokoh terdiri dari tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu (tokoh tambahan).

Ciri-ciri tokoh utama adalah sebagai berikut:

  1. Menjadi yang sering dibicarakan.
  2. Sering muncul.
  3. Menjadi pusat cerita, menggerakkan jalan cerita.
  • Penokohan

Penokohan adalah pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis (yang disukai) atau tokoh antagonis (yang tidak disukai).

  • Watak

Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, komentar atau narasi penulis tentang tokoh tersebut dan penggambaran fisik.

  • Latar (setting)

Latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Terdapat tiga jenis latar yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial.

  • Tema

Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita.

  • Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung. Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.

Baca juga: Kisi-kisi UN 2020 SMA: Mapel Bahasa Indonesia

Jenis fabel

Dilihat dari pemberian watak dan latarnya, fabel bisa dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

  • Fabel alami

Fabel alami adalah cerita binatang yang menggunakan tokoh hewan seperti pada kondisi alam nyata. Contohnya, singa berwatak buas dan ganas, kancil bersifat cerdik, dan lain-lain.

  • Fabel adaptasi

Fabel adaptasi adalah cerita binatang dengan memberikan watak dengan mengubah watak asli hewan pada dunia nyata dan menggunakan latar belakang lain bukan di alam bebas.

Dilihat dari kemunculan pesan, fabel dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Fabel dengan koda adalah cerita binatang dengan memunculkan pesan pengarang secara eksplisit di akhir cerita.
  • Fabel tanpa koda adalah cerita binatang tanpa pesan eksplisit pengarang di akhir cerita.

Baca juga: Proposal: Definisi, Bentuk, dan Jenisnya

Contoh fabel

Dilansir dari Kidsgen.com, berikut ini contoh fabel:

Kura-kura dan Kelinci

Kelinci selalu membanggakan kecepatannya di depan hewan-hewan lain.

"Aku belum pernah terkalahkan. Ketika aku menunjukkan kecepatan penuh," kata si Kelinci. "Aku menantang siapa pun di sini untuk balapan denganku."

Sang Kura-kura berkata pelan, "Aku menerima tantangan mu."

"Lelucon yang bagus," kata si Kelinci. "Aku bisa menari di sekitarmu sepanjang jalan."

"Terus saja sombong sampai kamu kalah," jawab Kura-kura itu. "Bagaimana kalau kita balapan?"

Jadi sebuah kesepakatan dibuat. Si Kelinci langsung melesat hampir tidak terlihat. Tetapi Kelinci segera berhenti hanya untuk menunjukkan penghinaannya pada Kura-kura, berbaring tidur siang.

Kura-kura berjalan lamban dan terus berjalan. Ketika Kelinci terbangun dari tidurnya, dia melihat Kura-kura mendekati garis finish. Si Kelinci sudah tidak bisa mengejar untuk memenangkan balapan.

Si Kura-kura yang lamban akhirnya memenangkan perlombaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com