Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang

Kompas.com - 09/01/2020, 15:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Heiho adalah organisasi yang paling terlatih kemiliterannya dibanding organisasi lain termasuk PETA.

Baca juga: Jokowi Silaturahim dengan Istri Mantan Wapres Umar Wirahadikusuma

PETA

Karena Heiho masih belum cukup membantu perang, maka Jepang kembali membentuk pasukan.

Di akhir latihan angkatan ke-2 Seinen Dojo, Panglima Letnan Jenderal Kumakichi Harada berencana membikin PETA seolah-olah diinisiasi rakyat sendiri.

Dicarilah orang yang bisa dipercaya Jepang untuk mengajukan surat pada Gunseikan (kepala pemerintah militer).

Orang itu, Gatot Mangkupradja, mengirim surat permohonan dan langsung dikabulkan pada 3 Oktober 1943 dengan dibentuknya PETA atau Pembela Tanah Air secara formal.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tentara PETA Diresmikan, Cikal Bakal TNI

Kehadiran PETA disambut hangat para pemuda. Mereka yang tadinya terdaftar di Seinendan pun mendaftarkan diri.

Di PETA, ada jenjang kepangkatan. Ada daidanco (komandan batalyon), cudanco (komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan giyuhei (prajurit sukarela).

Mereka yang ditunjuk jadi perwira adalah tokoh-tokoh masyarakat yang terkemuka. Sementara di barisan cudanco, kebanyakan guru. Shudanco adalah pelajar sekolah lanjutan sedangkan budanco dan giyuhei dipilih dari sekolah dasar.

Tingkat perwira diperoleh lewat pendidikan khusus. Pendidikan itu dilaksanakan di Bogor dengan nama Korps Latihan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa (Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyoikutai).

Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang

Setelah menyelesaikan pelatihan, para calon perwira ini ditempatkan di berbagai daerah (batalyon) di sepanjang Jawa, Madura, dan Bali.

Namun berbeda dengan Heiho, PETA tidak dimasukkan resmi ke struktur militer Jepang. PETA berfungsi sebagai pasukan gerilya yang membantu Jepang melawan serangan musuh tiba-tiba.

Hingga akhir kependudukan Jepang, diperkirakan ada 37.000 anggota PETA di Jawa dan 20.000 di Sumatra. Di sana, PETA lebih populer dengan nama Giyugun (prajurit-prajurit sukarela).

Jenderal Sudirman adalah salah satu jebolan PETA.

Baca juga: Pak Supadi, Saksi Hidup Perjuangan Jenderal Sudirman di Pacitan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com